Kata Dirut Kimia Farma tentang Peluang dan Tantangan Apoteker di Masa Depan

1387

Baca juga: Hendri Saparini: Maksimalkan Pasar dalam Negeri untuk Pulihkan Ekonomi Indonesia

Sementara itu, faktor yang mempengaruhi pertumbuhan alat industri antara lain meningkatnya penyakit kronis, pertumbuhan prosedur pembenahan di seluruh dunia, dan investasi alat kesehatan generasi baru yang dilakukan oleh pemerintah di berbagai wilayah.

“Ke depan digital health care solution merupakan pilar utama pengobatan, baik personal health technology yang memungkinkan semua orang mengetahui dari awal kondisi kesehatannya, treatment maupun langkah-langkah pengobatan yang diperlukan.”

“Kondisi ini akan mengubah wajah kesehatan di dunia, termasuk peran tenaga kesehatan,” ujarnya.

Mengutip data dari RPJMN 2020-2024 Bussiness Monitor International, Verdi mengungkapkan bahwa pasar farmasi sepanjang 2016-2019 mengalami peningkatan, dengan total market size dari 79 Triliun menjadi 88 triliun.

Melihat laju pertumbuhan yang tinggi itu, industri farmasi memiliki potensi tinggi. Diprediksikan akan menikmati pendapatan sebesar 88 triliun pada 2023.

Baca juga: Anggota Satmenwa UGM Selesaikan Pendidikan Terjun Bebas Olahraga di Pusdiklat Korpaskhas TNI AU

Sementara pasar alat kesehatan tumbuh secara siginifikan dengan market size 15,56 triliun seiring dengan meningkatnya dukungan pemerintah, pelayanan kesehatan, meningkatnya jumlah fasilitas. Di tahun 2020, diprediksikan naik menjadi 18 triliun.

Di sisi lain, Ikatan Apoteker Indonesia mencatat ada 78.781 apoteker di Indonesia.

Verdi mengatakan, tenaga kefarmasian belum mencukupi kebutuhan nasional.

Mengutip data dari Kemenkes, Verdi menjelaskan, apoteker di industri kurang dari 15 persen, di pemerintah 11 persen, di komunitas 53 persen, rumah sakit 21 persen.

“Apoteker bisa mengambil peluang diberbagai ekosistem health care, baik dalam rantai nilai, riset dan pengembangan produk, manufaktur, distribusi, pelayanan, regulator, perusahaan asuransi, dan tenaga pendidikan.”

“Bidang Active Pharmatical ingredients (API) dan vaksin sampai saat ini masih membutuhkan apoteker yang kompeten,” tutur pria kelahiran Bandung, Jawa Barat itu. (Kn/-Th)

Baca juga: Wimboh Santoso di KAGAMA Inkubasi Bisnis XIV: Ekonomi Indonesia Akan Membaik di Kuartal 3