Kata Alumnus: Ilmu Biologi Penting untuk Menyelesaikan Berbagai Persoalan Pembangunan

397

Baca juga: Politik Dinasti Tidak Melanggar UUD, tetapi…

Selain itu, pemerintah juga harus mencegah dampak negatif terhadap lingkungan, dan meningkatkan sumber daya alam yang dapat diperbarui.

“DIY merupakan salah satu dari sekian provinsi yang telah menerapkan SDGs ini di dalam rencana pembangunan jangka menangahnya. Sekarang sedang disusun rencana aksi daerah untuk SDGs di DIY,” ujar mantan anggota DPRD Kabupaten Bantul ini.

PBB juga telah menetapkan beberapa tujuan SDGs. Disebutkan oleh Agus, terdapat 17 tujuan yang ditetapkan.

6 tujuan di antaranya saat ini sedang diupayakan oleh DIY. Keenam tujuan tersebut antara lain yang berkaitan dengan kesejahteraan, kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender, dan air bersih.

Menerapkan SDGs di DIY tidak sedemikian mudahnya, kata Agus, ada sejumlah tantangan yang harus dipenuhi.

Baca juga: Pesan Cinta KAGAMA untuk Gadjah Mada Muda 2020

Menurut Agus DIY masih memiliki problem laten yaitu angka kemiskinan yang berada di presentase 11,8 persen. Angka tersebut terbilang masih tinggi karena berada di atas rata-rata nasional.

Agus mengungkapkan, dengan segala treatment dan kebijakan yang dijalankan, ternyata tidak memberikan solusi yang berarti bagi penurunan angka kemiskinan di DIY.

“Meskipun angka kemiskinanya tinggi angka harapan hidup dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di DIY justru tinggi.”

“Itu artinya belum ada wadah yang cukup produktif bagi penduduknya untuk mengaktualisasikan diri dengan baik,” jelas anggota DPRD DIY itu.

Selanjutnya, masalah kesenjangan antar wilayah kota/kabupaten. Angka kesenjangan ini juga masih berada di angka rata-rata nasional.

Baca juga: Presiden Jokowi: Mahasiswa Baru UGM Jangan Lupa Nilai-nilai Kerakyatan

Jika keseimbangan tidak segera diupayakan, kedepannya akan menjadi masalah.

Di beberapa wilayah tertentu di DIY, kata Agus, masih ada yang mengalami masalah ketersediaan air, salah satunya di Gunungkidul.

Padahal ketersediaan air menjadi salah satu pemicu pembangunan di wilayah tersebut.

“Ketersediaan air ini ternyata bukan hanya masalah kuantitas saja, tetapi juga kualitas dari air tersebut juga bermasalah.”

“Terlebih lagi saat musim kemarau seperti ini. Menurut penelitian dari Teknik Gelogi UPN, kualitas air tanah di DIY ini sudah memprihatinkan,” jelas alumnus Biologi UGM angkatan 1988 ini.

Baca juga: Tancapkan Gunungan Ikonis, Rektor Panut Mulyono Jadi ‘Dalang’ PPSMB UGM 2020