Kalteng Pilihan yang Tepat untuk Lumbung Pangan Baru

179

Kebutuhan Anggaran Rp1,05 triliun

Sementara 57.200 hektare lahan lainnya diperlukan rehabilitasi jaringan irigasi dengan perkiraan kebutuhan anggaran Rp1,05 triliun.

Rehabilitasi ini dikerjakan secara bertahap mulai dari tahun 2020-2022 dengan rincian 2020 seluas 1.210 hektare senilai Rp73 miliar, pada 2021 seluas 33.335 hektare senilai Rp484,3 miliar, dan tahun 2022 seluas 22.655 hektare senilai Rp497,2 miliar.

Kegiatan rehabilitasi irigasi pada Tahun Anggaran 2020 meliputi empat kegiatan fisik yakni rehabilitasi seluas 1.210 hektare dengan anggaran Rp26 miliar dan dua kegiatan perencanaan seluas 164.595 hektare dengan anggaran Rp47 miliar.

Kegiatan fisik meliputi peninggian tanggul, pembuatan pintu air dan pengerukan saluran di DI Rawa Tahai seluas 215 hektare senilai Rp9,8 miliar yang kontaknya telah dimulai pada 28 Mei 2020.

DI Tambak Sei Teras seluas 195 hektare senilai Rp4,1 miliar dengan progres 29,1 persen, lalu DI Tambak Bahaur seluas 240 hektare senilai Rp3,9 miliar dengan progres 27,2 persen, dan DI Rawa Belanti seluas 560 hektare senilai Rp8,2 miliar.

Dalam melakukan rehabilitasi, Menteri Basuki berpesan perlu memerhatikan kaedah-kaedah hidrologi tata air karena kawasan tersebut merupakan wilayah pasang surut yang memiliki kadar keasaman (pH) rendah.

“Artinya rehabilitasi saluran tidak hanya mengerjakan fisik nya saja, tapi memerlukan kaedah tata air dalam kegiatan operasi dan pemeliharaannya supaya proses pencucian lahan dapat dilakukan dengan lebih baik.

“Targetnya dalam dua tahun seluruh saluran irigasi dalam kawasan aluvial seluas 165.000 hektare sudah bisa direhabilitasi dan ditingkatkan agar bisa dioptimalkan produksi pertaniannya,” tuturnya.