Baca juga: Suka Meneliti, Aurelia Virgita Jadi Lulusan Terbaik Magister Psikologi UGM
Semua orang, baik yang sudah ahli maupun masih pemula boleh ikut serta.
“Intinya kita ajak orang nari tradisional. Kita lebih banyak flashmob dari pada pentas. Kita nari pakai baju casual gini,” ujarnya.
Dian mengatakan, KAGAMA Beksan hanya ingin menekankan masyarakat bahwa menari itu mudah, terutama dalam hal penampilan tidak harus menggunakan rias dan aksesoris.
“Menari itu sama saja dengan olahraga. Lihat saja kita menari ini semua berkeringat,” ungkap Dian.
Dirinya berharap ke depan KAGAMA Beksan bisa mengajak masyarakat di seluruh wilayah Indonesia untuk menari dengan ciri khas tarian masing-masing.
Baca juga: Mahasiswa FMIPA UGM Ubah Limbah Ponggok Jadi Panel Akustik
Harapan besar juga dilontarkan oleh Endah kepada Pengcab KAGAMA Sleman.
Dirinya ingin KAGAMA di Sleman tetap guyub.
“Karena ini kegiatan sosial ya, jadi bisa jadi kesempatan untuk membangun jejaring dan makin guyub,” pungkas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman itu.
Setelah melakasanakan senam dan jalan sehat. KAGAMA Pengcab Sleman mempersilakan para peserta dan masyarakat umum untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan dan donor darah.
Kegiatan ini bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.
Beberapa kegiatan KAGAMA Pengcab Sleman menyongsong Dies Natalis UGM ke-70, akan berlangsung hingga Desember mendatang.
Kegiatan tersebut yakni ikut serta Munas KAGAMA ke-XIII di Bali, Pembuatan Kartu KAGAMA Massal, dan Napak Tilas dan Nitilaku Dies Natalis UGM 2019. (Kinanthi)
Baca juga: Pertimbangkan Hal Berikut Sebelum Memutuskan Kuliah Dua Jurusan
