KAGAMA Marching Band Ajak Mahasiswa Siapkan Soft Skill Hadapi Era Revolusi Industri 4.0

828

Baca juga: Suka Meneliti, Aurelia Virgita Jadi Lulusan Terbaik Magister Psikologi UGM

Adiet menjelaskan, masyarakat saat ini berada di era disrupsi.

Kita berada di antara pilihan untuk berhenti atau berubah.

Dalam konteks pekerjaan dan membangun usaha, kita perlu mengubah model strategi bisnis agar tetap bertahan, terutama dalam hal manajemen organisasi.

“Sekarang yang jadi PR adalah manajemen organisasi. Kita dituntut memahami pekerjaan divisi lain. Misalnya, kalau divisi keuangan berubah, maka leader juga harus berubah, demikian juga dengan posisi atau divisi lainnya,” ujar Adiet.

Dia mengungkapkan bahwa soft skill yang saat ini dibutuhkan dari pekerja yakni kemampuan untuk beradaptasi dan team work.

Baca juga: Fakultas Kehutanan UGM Bangun Student Co-Working Space Ramah Lingkungan

Bicara soal work skills, ada pertanyaan menarik yang muncul, mana kah yang paling penting? Soft skill atau hard skill?

Soft skill, kata Adiet, seolah menjadi paling penting dibanding hard skill.

“Faktanya, hard skill tetap dibutuhkan dan memang sudah seharusnya dimiliki semua sarjana,” pungkasnya.

Selain kedua pembicara di atas, telah hadir juga dosen Fakultas Filsafat Moch. Najib Yuliantoro, S.Fil., M.Phil., sebagai moderator dan Arief Pamungkas sebagai salah satu perwakilan KAGAMA Marching Band.

Sehari sebelumnya Adiet juga mengisi acara serupa di Fakultas Hukum UGM dengan tema “Empowering Your Resume By Understanding The Recruitment Facts”.

Pihaknya berharap, di masa mendatang Komunitas KAGAMA Marching Band dapat terus melakukan kegiatan-kegiatan di almamater maupun masyarakat. (Kinanthi)

Baca juga: Wujudkan Smartcity, Pakar UGM: Masyarakat Perlu Literasi Digital