Kagama Lahir dari Ide Prof Dr Sardjito

1211
Prof Dr Sardjito mengungkapan bahwa pembentukan organisasi persatuan para alumnus Universitas Gadjah Mada dilatarbelakangi harapan beliau soal umpan balik dari seluruh alumni. Foto : YouTube
Prof Dr Sardjito mengungkapan bahwa pembentukan organisasi persatuan para alumnus Universitas Gadjah Mada dilatarbelakangi harapan beliau soal umpan balik dari seluruh alumni. Foto : YouTube

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dikutip dari buku berjudul Tujuh Windu Kagama Aktualisasi Jati Diri UGM, Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) pada mulanya digagas oleh Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pertama, Prof Dr Sardjito.

Gagasan tersebut diungkapkan dalam acara Dies Natalis ke-7 UGM pada tanggal 19 Desember 1956.

Sardjito mengungkapan bahwa pembentukan organisasi persatuan alumnus dan alumna UGM dilatarbelakangi harapan beliau soal umpan balik dari seluruh alumni.

Diharapkan dari umpan balik alumni, UGM dapat melakukan perbaikan kurikuler.

Dengan terpeliharanya hubungan baik, diharapkan persatuan dan kesatuan alumni akan tetap terjaga.

Selain itu, universitas akan mendapat petunjuk mengenai cara hidup alumni UGM dalam memberi isi kepada Pancasila.

Namun demikian, meski digagas sejak tahun 1956, Kagama baru lahir pada Dies Natalis UGM tahun 1958.

Baca juga: Pengumpulan Dana Bantuan Kuliah untuk Mahasiswa Saat Krisis Moneter 1998

Kala itu Ir. Soeewarno didesak oleh Panitia Dies Natalis Dewan Mahasiswa UGM untyuk mengambi inisiatif pertama menyelenggarakan musyawarah pembentukan organisasi persatuan alumni.

Musyawarah tersebut berhasil diselenggarakan di Yogyakarta pada 18 Desember 1958.

Kala itu Musyawarah pertama tersebut dihadiri alumni dari berbagai kota.

Dari musyawarah tersebut berhasil dilahirkan organisasi Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).

Dalam musyawarah tersebut juga disepakati bahwa Kagama akan dipimpin oleh Prof. Ir. Herman Johanes sebagai ketua dan Ir.Suwarno, sebagai sekretaris.

Selain itu dalam pertemuan tersebut juga dicetuskan ciri-ciri Kagama.

Baca juga: Pembangunan SDM Perlu Diwujudkan Lewat Guru dan Pendidikan yang Inovatif

Ciri-ciri Kagama yang disepakati, antara lain Kagama adalah organisasi kekeluargaan dan bukan organisasi politik.

Selain itu Kagama berdiri di luar UGM, namun erat hubungannya dengan UGM.

Ketiga, keanggotaan Kagama diperoleh secara pasif, yaitu seorang alumnus UGM otomatis menjadi anggota Kagama.

Dalam ciri-ciri Kagama juga disebutkan bahwa yang dimaksud UGM dalam hubungannya dengan Kagama bukan saja UGM yang diresmikan pemerintah Republik Indonesia pada 19 Desember 1948, tetapi juga perguruan tinggi yang lebih dulu ada dan menjadi embrio UGM dan hal itu tercantum dalam PP 23 Tahun 1949.

Sementara itu, yang disebut sebagai alumnus UGM adalah seseorang yang memiliki ijazah dari UGM, mulai dari propadeuse sampai yang tertinggi, yaitu gelar Doktor dan Doktor Honoris Causa. (Ezra)