Baca juga: Membaca Kembali Maklumat Reformasi 20 Mei 1998 di Yogyakarta
Ketua Tim Juri Kontes Foto sekaligus Founder matanesia, Mamuk Ismuntoro, berujar, ribuan foto-foto yang masuk diseleksi oleh dewan juri berbasis jurnalistik.
“Dari foto-foto tersebut beberapa di antaranya menambah literasi gambar langsung dari bagian terkecil warga dunia yaitu keluarga,” ujarnya.
Sementara juri lain, Becky Subckhi, memandang dari sisi gambaran pola aktivitas keluarga dalam WFH.
“Terdapat visualisasi pola aktivitas dan interaksi bentuk baru dalam keluarga di tengah pandemi pada karya-karya foto peserta itu,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KAGAMA Jatim sekaligus CEO ngopibareng.id, Arif Afandi mengaku terkesan dengan kontes foto yang baru pertama kali digelar ini.
Baca juga: PP KAGAMA dan PT AKR Corporindo Salurkan Bantuan Sembako dan Alat Kesehatan untuk Masyarakat Jogja
Peserta yang ikut datang dari seluruh Indonesia, sehingga pemenangnya pun menggambarkan sebaran peserta dari berbagai wilayah.
Alumnus Ilmu Komunikasi UGM ini menuturkan, siapapun bisa memotret kehidupan sehari-sehari dalam sebuah frame foto.
Namun, memotret untuk tujuan memberikan pesan tematik ternyata merupakan sebuah tantangan.
“Nampaknya ini yang menjadi kesulitan peserta. Walau demikian, kontes foto WFH ini tetap menarik karena diikuti seluruh penjuru Indonesia,” tuturnya.
Mamuk menambahkan, tidak ada kesengajaan juri untuk menentukan para pemenang yang beragam asal daerahnya.
Baca juga: KAGAMA Bontang Gelar BAKSO Tahap II, 16 Kelompok Masyarakat Jadi Sasaran