“Pendampingan psikologis yang dilakukan para relawan adalah Psychological First Aid (PFA) atau pertolongan pertama pada gangguan psikologis yang bisa dilakukan oleh siapa saja dengan dibekali wawasan PFA,” ucap Prof. Kwartarini.
Guru Besar Fakultas Psikologi ini berujar bahwa program ini nantinya akan dikembangkan dan diadvokasikan kepada pemerintah setempat.
Hal ini dilakukan supaya sebuah program pendampingan psikologi ini bisa berkembang menjadi sebuah tata kelola dan kebijakan.
“Pendampingan psikologis ini menarget beberapa sasaran di antaranya pasien Covid-19, keluarga pasien, dan masyarakat umum, terutama di kalangan KAGAMA sendiri,” ucap Prof. Kwartarini.
Adanya inisiatif dari KAGAMA untuk menghelat pelatihan pendamping psikologis ini juga mendapat sambutan baik dari Dekan Fakultas Psikologi, Prof. Dr. Faturochman, M.A.
Baca juga: UGM Sumbang 2 Putra Terbaiknya di Pimpinan Tinggi Madya Kemendikbud RI
Pihaknya berujar, hampir semua orang bisa mengalami masalah psikolgis di tengah pandemic Covid-19.
Selain itu, marak laporan yang masuk soal masalah psikologis yang menimpa para mahasiswa.
“Di lingkungan akademis dan masyarakat, para psikolog klinis hampir tidak bisa menampung orang yang mengalami masalah psikologis,” ucap Prof. Faturrochman.
Apresiasi positif kemudian datang dari Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA), Ganjar Pranowo, mengapresiasi kegiatan tersebut.
Pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa Tengah ini menghaturkan terima kasih atas kepedulian rekan KAGAMA soal pendampingan psikologis.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Masker, Pemkot DIY Gandeng UMKM
