KAGAMA Balikpapan Gagas Produk Sambal Bahari Khas Balikpapan

1157

Baca juga: Hati-hati! Epidemiolog UGM Angkat Bicara Soal Rencana Pembukaan Bioskop Secara Serentak

Untuk urusan strategi penetapan harga jual yang bersaing, KAGAMA Balikpapan dibantu oleh Eka Krisna Santoso.

Eka adalah anggota yang baru saja menyelesaikan studi jurusan Administrasi Bisnis di University of Akron, Amerika.

Sementara itu, urusan peracikan sambal dipercayakan kepada Ayiek. Alumnus Antropologi UGM angkatan 1992 itu memang sudah berpengalaman dalam memasak.

Tangan Ayiek diharapkan mampu membantu upaya melestarikan resep kuliner bersejarah ini.

“Ayiek menggunakan bahan baku utama cabe rawit, cabe merah, tomat, terasi, sereh, jahe, daun jeruk dan ikan sebagai bintang utama dari sambal Bahari tersebut,” kata Arif.

Baca juga: Direktur Microsoft Indonesia Alumnus Filsafat UGM Berbagi Resep Meniti Karier bagi Mahasiswa

“Setelah jadi, sambal tersebut dikemas ke dalam botol supaya bisa dipasarkan. Seperti biasa, sebagai permulaan, sambal Bahari botolan tersebut ditawarkan ke anggota grup KAGAMA Balikpapan sekaligus untuk mengetahui respons pasar,” sambungnya.

Arif mengatakan, harga awal yang ditawarkan sebesar Rp35 ribu untuk sambal baby cumy, dan varian lainnya dihargai Rp25 ribu untuk kemasan botol 135 gram.

“Alhamdulillah banyak yang pesan dan tahap pertama terjual sekitar 100 botol sambal Bahari dengan semua varian,” ucap Arif.

“Rata-rata memberikan testimoni bahwa sambalnya ‘enak, maknyus, lezatos, nagih dan lain-lain’.”

“Bahkan sambal dipadukan dengan nasi putih pun sudah enak, kata sebagian pelanggan,” lanjut Wakil Bendahara KAGAMA Balikpapan ini.

Baca juga: Butuh Kontrol Secara Regulatif untuk Mengelola Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi

Arif menambahkan, sebagian pelanggan juga mengatakan sambalnya cocok dibuat bumbu nasi goreng.

Ada juga yang menggunakan roti dengan sambal cakalang d iatasnya, seperti sandwich.

Melihat antusias dan prospek ke depan, katanya, Didiek dan beberapa anggota KAGAMA Balikpapan mencoba untuk lebih serius menggarap produk sambal ini.

Hal itu agar Sambal Bahari khas Balikpapan produksi KAGAMA Balikpapan bisa menjadi UMKM yang menghasilkan profit.

“Produk sambal Bahari khas Balikpapan akan dikelola lebih professional dengan mengurus izin yang diperlukan,” tutur Arif.

“Seperti PIRT (Produk Industri Rumah Tangga), sertifikat halal, membuat kemasan yang lebih higienis dan tahan lama sehingga bisa dikirim ke luar kota, dan lain-lain.”

“Sebagai target utamanya, Didiek dan Ical optimistis Sambal Bahari khas Balikpapan bisa dikenal dan menjadi buah tangan untuk pengunjung dari luar Balikpapan,” pungkasnya. (Ts/-Th)

Baca juga: Pendekatan yang Harus Dipakai untuk Menuju Budaya Tatanan Baru