Jebolan FEB UGM Ini Bagikan Tips Sukses Berbisnis dengan Berdayakan Emak-Emak

1136

Baca juga: Sosiolog UGM: Desa Inklusif Penting Demi Membangun Demokrasi yang Lebih Sehat

Strategi Pemasaran

Membangun jejaring sedari awal adalah strategi Aji dalam memasarkan lumpianya.

Sebab, dia yakin, jaringan yang bagus membantu usaha dapat beradaptasi. Kendati mengadapi situasi terburuk seperti wabah Covid-19 saat ini.

Selain mengandalkan beberapa marketplace daring, Aji juga memanfaatkan media sosial Facebook dan nomor telepon yang tersimpan di telepon selulernya.

“Untuk Facebook, Anda harus memetakan pasar. Jangan menjual lumpia di grup pesepeda motor,” katanya, sambil berkelakar.

Aji mengatakan, dia punya 6000 kontak yang ada di ponselnya sebagai database konsumen.

Dari 6000 kontak itu, dipilih satu persen saja untuk dikirim pesan khusus.

“Dari 60 nama itu saya kirim WhatsApp secara pribadi. Di antaranya ada dua menteri dan 4 dirut BUMN, ada juga belasan dirut swasta,” kata Aji.

Baca juga: Alumnus FTP UGM Angkatan 1989 Ini Perjuangkan Kedelai Lokal Naik Kelas

“Saya bilang, ‘Pak saya tahu bahwa Anda masih bekerja di kantor. Tapi izinkan saya kirimkan lumpia hangat untuk menemani buka puasa Anda,” jelasnya.

Aji berpikiran, orang-orang dengan jabatan tinggi pasti punya anak buah. Sehingga, mana mungkin mereka akan makan sendiri.

Alhasil, Aji yang semula mengirimkan sekotak lumpia promosi, malah mendapat pesanan berkotak-kotak.

“Yang membalas pesan saya mungkin separuhnya tidak ada. Namun, saat mereka bilang ‘oke kirim’, mereka juga meminta (beli) sekalian untuk anak buahnya 20-30 boks,” tutur Aji.

Aji menilai, strategi ini dipilih karena efektif dalam mengembangkan pasar lumpianya.

Sebab, Aji yakin saat ada anak buah pejabat tinggi yang merasakan enak, dia akan bertanya ‘belinya di mana?’. (Ts/-Th)

Baca juga: Direktur Pemasaran Badan Otorita Borobudur Alumnus UGM Menilai Budaya Kreatif Penting bagi Industri Pariwisata