Janji Agung kepada Ibu Terwujud, Jadi Lulusan Tercepat Program Diploma UGM

1432

Berbagai aktivitas dan praktikum yang dikerjakan secara bersamaan membuat Agung belajar bagaimana mengatur waktu dan memilih prioritas dengan cepat.

Agung akan mendahulukan tugas dan kegiatan akademik, karena ia sadar bahwa tujuannya adalah kuliah.

“Akan tetapi lulus dengan membawa banyak manfaat dan pengalaman itu perlu,” tambahnya.

Agung sering memanfaatkan waktu luangnya untuk mengerjakan tugas, meskipun hanya sebentar.

“Walaupun hanya 15 menit itu sudah bisa digunakan untuk mengerjakan tugas ataupun laporan,” ungkapnya.

Selain berorganisasi, Agung aktif menulis paper, karya ilmiah, menjadi asisten penelitian dosen, serta pernah terpilih sebagai 15 inovator terbaik nasional bidang informasi geospasial dalam Geo-Inovation Bootcamp yang diselenggarakan oleh Badan Informasi Geospasial.

Sampai saat ini Agung sudah mempublikasikan tiga jurnal nasional dan masih ada satu jurnal internasional, serta empat jurnal nasional yang masih proses.

Menekuni bidang batas maritim sebagai tugas akhir, Agung sangat berterimakasih kepada I Made Andi Arsana, Ph.D. selaku dosen yang membuatnya tertarik terhadap bidang tersebut.

“Saya belajar bahwa perjuangan masa kini tidak lagi berjuang mengangkat senjata, tetapi berjuang di meja diplomasi,” terangnya.

Pernah magang penelitian di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL, Agung sangat bahagia dengan keberhasilannya saat ini.

“Perasaan yang paling membahagiakan adalah ketika melihat orang tua. Saya adalah anak seorang petambak, bisa lulus dengan predikat cumlaude dan tercepat di UGM yang dulu hanyalah khayalan tinggi saya, adalah syukur tiada terkira,” ungkap Agung.

Ketika ditanya soal keinginan setelah lulus, Agung memilih untuk melanjutkan studi.

“Jika ada rezeki, saya masih ingin mendalami ilmu batas maritim. Kedepannya, saya ingin mengolaborasikan antara penginderaan jauh, SIG dan batas maritim guna mendukung Indonesia sebagai poros maritim dunia,” pungkasnya. (Sirajuddin)