Baca juga: Jadi Destinasi Wisata Premium, Begini Strategi Menteri Basuki Mempercantik Labuan Bajo
Pastikan Return Masuk Akal
Ketika kamu melakukan investasi, maka kamu akan mendapatkan imbal hasil atau return.
Tapi, kamu harus tahu bahwa semakin besar keuntungan yang kamu peroleh, makin besar pula risiko yang kamu dapatkan.
Intinya jangan ambil investasi dengan untung dan risiko yang tidak wajar.
Menurut seorang personal financial planner, Budi Rahardjo, misal kita menggunakan deposito, jika bunganya 5-6 persen itu termasuk investasi kategori konservatif dan aman.
Sementara jika bunganya mencapai 12 persen per tahun, maka orang yang menawarkan investasi harus bisa menjelaskan risiko dan keuntungannya.
Memahami Modus Penipuan
Memberikan iming-iming keuntungan investasi yang berkali-kali lipat termasuk salah satu modus penipuan yang umum terjadi.
Namun, sayangnya masih banyak orang yang mudah tergiur dan akhirnya terjebak.
Untuk itu, jangan terburu-buru berinvestasi, bila kamu masih membutuhkan pemahaman lebih dalam.
Kamu bisa meminta rekomendasi dari ahli atau yang sudah berpengalaman tentang jenis investasi yang cocok.
Baca juga: Demi Kesehatan dan Keselematan Kerja Pembatik, UGM Luncurkan Desa Sehat Batik di Kulonprogo
Periksa Keabsahan Investasi
Satu hal yang tidak kalah penting adalah memperhatikan regulasi OJK.
Sebab, setiap investasi harus memenuhi persyaratan dan perizinan dari OJK.
Lewat peran OJK, transparansi pengelolaan keuangan bisa terlihat, sehingga OJK bisa melakukan tindakan bila menemukan hal-hal yang mengkhawatirkan.
Bila kamu menitipkan sejumlah uang pada orang lain tanpa ada stempel OJK, maka tak ada jaminan apapun dan landasan hukum yang melindungimu.
Di luar keajaiban, tidak ada uang melimpah yang bisa diperoleh dengan begitu mudah.
Investasi ibarat menabung dan berbisnis, sudah pasti butuh waktu untuk mendapat keuntungan besar. (Kinanthi)
Baca juga: Masa Studi Tak Sesuai Target, Melinda Malah Jadi Lulusan Terbaik FTP UGM
