Jaka Widada: Pertanian Masih Bisa Bertahan Tanpa Menggunakan Pupuk Sintetis

2703

Baca juga: Perry Warjiyo Lantik Pengurus Daerah KAFEGAMA Sumatera Utara

Dia mecontohkan, salah satu praktik pertanian yaitu, penanaman orok-orok. Saat usianya mencapai 6-7 minggu dengan kerapatan tinggi, kita tidak perlu lagi memupuk dengan nitrogen, bahkan produksinya tidak turun.

Namun, hal ini juga tergantung dari jenis orok-oroknya dan asosiasi orok-orok dengan bakteri penambat nitrogen, serta kemampuan mengoptimalisasi bakteri penambat nitrogennya.

“Kemampuan bakteri menambat nitrogen dengan beberapa cara telah dibuktikan melalui rekayasa genetika atau seleksi mikroba.”

“Dengan cara ini akan dihasilkan peningkatan kemampuan hambatan dengan nitrogen atau kemampuan berinteraksi dengan tanaman dengan baik,” ungkap pria kelahiran 53 tahun lalu ini.

Jaka mencontohkan lagi, tindakan mengoptimalisasi mikroba penambat nitrogen bisa dilakukan dengan isolasi amonium.

Baca juga: Nasi Berkat Yasinan Jadi Andalan Rohidin Mersyah saat Kuliah di UGM

Isolasi ini memungkinkan terjadinya sekresi amonium enam kali lebih tinggi dari biasanya. Dengan sederhana, sekresi ini dapat memproduksi pupuk nitrogen.

Dalam kajiannya tentang bakteri, Jaka mengungkakan, azotobacter yang diisolasi, serta masuk ke ranah sintetik biologi dan rekayasa metabolik akan menghasilkan amonium lebih tinggi. Hasilnya bisa digunakan untuk produksi amonium secara mikrobiologis.

“Hasil rekayasa bakteri ini juga bisa kita kombinasikan di lingkungan perakaran, sehingga bisa berkontribusi dengan baik pada penambatan mikrobia,” ujar pria yang menekuni bidang bioteknologi lingkungan itu.

Perlu diketahui mikrobiom yang ada di tanaman tidak hanya berupa mikroba, tetapi juga material genetiknya.

Perhatikan bagaimana mikrobiom berinteraksi dan memberikan kontribusi, serta bagaimana mikrobiom dapat berpengaruh pada lingkungan sekitarnya.

Baca juga: Konsep New Normal dalam Pandangan Orang Jawa