Jadikan Tanjung Enim Destinasi Wisata

842
Direktur Operasi Produksi PT Bukit Asam Suryo Eko Hadianto menjadikan Tanjung Enim sebagai destinasi wisata baru di Sumatera Selatan. Foto : Fajar/KAGAMA
Direktur Operasi Produksi PT Bukit Asam Suryo Eko Hadianto menjadikan Tanjung Enim sebagai destinasi wisata baru di Sumatera Selatan. Foto : Fajar/KAGAMA

KAGAMA.CO, JAKARTA – Keberadaan proyek tambang di suatu daerah akan menggairahkan kehidupan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.

Bila usaha tambang terhenti, ekonomi rakyat pun ikut mati.

Kenyataan seperti itu tak asing bagi Suryo Eko Hadianto dan nuraninya terusik.

Ia tergerak untuk berbuat sesuatu agar ekonomi rakyat kembali hidup dan terus berlanjut.

Gagasan itu pertama muncul ketika dia menjabat Direktur Utama PT Internasional Prima Coal, anak perusahaan PT Bukit Asam (Persero) Tbk, pada Juni 2013 hingga April 2016.

Suryo dihadapkan pada kenyataan, saat itu area-area pertambangan di Kalimantan banyak ditutup karena harga batu bara turun.

Cadangan batu bara pun habis ditambang maka otomatis kehidupan ekonomi rakyat ikut mati.

Pada April 2016, dia ditarik kembali ke PT Bukit Asam (BA), untuk menjabat Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum, yang bermarkas di Tanjung Enim, Sumatera Selatan.

Kini, Suryo mengemban tanggung jawab sebagai Direktur Operasi Produksi di PT BA.

Belajar dari pengalaman di Kalimantan, dia tak ingin denyut ekonomi rakyat di Tanjung Enim sirna bila PT BA tak lagi beroperasi.

Ia pun memikirkan berbagai cara, hingga akhirnya berkesimpulan, hanya kota yang ekonominya berbasis pariwisata yang mampu berkelanjutan atau sustainable.

Solusi yang pas bagi Tanjung Enim adalah menjadikannya sebagai destinasi wisata baru di Sumatera Selatan.

“Caranya, dengan membuat objek-objek wisata baru, membuat ekowisata dengan memanfaatkan area-area bekas tambang batu bara, serta memoles objek-objek wisata alam yang sudah ada agar mampu menarik wisatawan lokal hingga mancanegara,” tutur Suryo kala ditemui KAGAMA di Jakarta belum lama ini.

Awalnya ide Suryo ini tidak berjalan mulus karena mendapat respon negatif, namun dia tidak menyerah.

Ia terus berupaya untuk meyakinkan para pihak yang meragukan gagasannya melalui pendekatan pribadi maupun dengan menggelar forum diskusi yang melibatkan para stakeholder, mulai dari pemerintah daerah, DPRD, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Tantangan dari dalam perusahaan juga ada, tapi dia tidak mundur.

Akhirnya Suryo berhasil meyakinkan jajaran pimpinan bahwa PT BA harus memastikan kehidupan ekonomi masyarakat di Tanjung Enim terus berlanjut meski perusahaan tidak lagi menambang batu bara.

Jadi Destinasi Wisata

Suryo pun ditunjuk menjadi pimpinan proyek pengembangan pariwisata di Tanjung Enim yang dimulai sejak tahun 2016.

Menurut alumnus Fakultas MIPA UGM ini, ada tiga bidang dalam penggarapan proyek ini dan masing-masing bidang memiliki penanggung jawab.

Pertama, Bidang Pemberdayaan Masyarakat, bertugas menyiapkan warga agar siap terjun di sektor wisata, baik secara budaya maupun kewirausahaan.

Kedua, Bidang Pembangunan Infrastruktur, bertugas membangun berbagai sarana dan infrastruktur pendukung untuk beragam objek wisata di Tanjung Enim.

Ketiga, Bidang Promosi dan Penciptaan Destinasi Baru, bertugas membangun, mengembangkan, serta mempromosikan destinasi wisata baru di Tanjung Enim.

“Selain membangun objek wisata, pariwisata suatu daerah berkembang mesti dikemas dengan budaya lokal agar tidak mati dan masyarakat dilibatkan secara luas karena ini semua buat mereka,” tutur pria asal Sleman, DI Yogyakarta ini.

Berbekal dana dari PT BA, dia melakukan bedah Kota Tanjung Enim, seperti memperbaiki infrastruktur, termasuk membuat pedestrian yang ramah bagi pejalan kaki, hingga mengelola para pedagang kaki lima agar tertib.

Tentu saja ia bekerja sama dengan pemda setempat. Ia memetakan lalu membangun destinasi ekowisata baru, misalnya dengan mereboisasi area-area bekas tambang lalu menjadikannya kawasan hijau, hutan wisata, suaka margasatwa, hingga lahan perkemahan

Lewat idenya maka PT BA merevitalisasi lubang-lubang bekas tambang menjadi danau-danau buatan yang ditata secara apik.

Contoh bekas lubang tambang di Bukit Kendi yang dibentuk menjadi danau berbentuk hati atau bentuk love hingga disebut Danau Cinta, serta membangun infrastruktur pendukung untuk sembilan air terjun yang ada di sekitar Tanjung Enim.

Dia berencana membangun museum sejarah PT BA, Taman Mini Sriwijaya, hingga gedung pertemuan berbentuk Istana Kerajaan Sriwijaya.

PT BA pun siap membangun pelabuhan udara dan jalan yang menghubungkan Kota Tanjung Enim dengan jalan tol Trans Sumatera.

“Saya harap semua ini bisa terwujud dalam masa lima tahun pertama ini.”

“Pengembangan Tanjung Enim sebagai destinasi wisata di Sumatera Selatan mesti terus berlanjut,” tekad Suryo. (Jos)