Isu Identitas Pengaruhi Kecakapan Negara Atasi Pandemi

354
Dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga jebolan UGM, Novian Widiadharma, membabar kegagalan India dalam menghadapi pandemi akibat terlalu mendewakan mitos masa lalu. Foto: Dok Pri
Dosen Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Kalijaga jebolan UGM, Novian Widiadharma, membabar kegagalan India dalam menghadapi pandemi akibat terlalu mendewakan mitos masa lalu. Foto: Dok Pri

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pandemi Covid-19 yang telah menyerang berbagai aspek kehidupan, mendorong para pakar dari berbagai bidang keilmuan untuk angkat bicara, termasuk bidang ilmu filsafat.

Alumnus Fakultas Filsafat UGM angkatan 1993, Novian Widiadharma, M.Hum mengatakan, filsafat sudah selayaknya berkontribusi menyumbangkan perspektif yang diharapkan bisa membantu semua orang memahami situasi pandemi.

Hal tersebut dia sampaikan dalam seminar daring bertajuk Filsafat Merespon Pandemi yang digelar oleh KAGAMA Filsafat beberapa waktu lalu.

“Perspektif itu bisa kita pelajari dari negara dengan jumlah kasus positif Covid-19 yang cukup tinggi yaitu India.”

Baca juga: Kubu Raya Pimpinan Bupati Alumnus UGM Sudah Produksi Masker Kain Sejak Maret

“Salah satu ideologi yang dianut oleh masyarakat India adalah Hindutva, sebuah nasionalisme Hindu sayap kanan yang berusaha menggantikan sekularisme di India dan menjadikannya sebagai negara religio-nasionalis Hindu,” jelasnya.

Dijelaskan olehnya, negara dengan ideologi yang demikian biasanya mendewakan masa lampau dalam berpikir. Misalnya dengan menengok bentuk penyelesaian masalah negara di zaman Mahabarata atau Ramayana.

“Dengan demikian, sulit bagi mereka menyelesaikan persoalan hari ini seperti pandemi Covid-19, yang sudah selayaknya diselesaikan dengan pendekatan yang lebih terkini,” ungkap dosen Aqidah dan Filsafat Islam, UIN Sunan Kalijaga itu.

Masyarakat Hindutva pada umumnya bersikap anti intelektual. Bagi orang sayap kanan, universitas dipandang sebagai tempat kelahiran liberalisme, marxisme, feminisme, dan berbagai ideologi lain yang dianggap musuh bagi orang-orang sayap kanan.

Baca juga: Walikota Pariaman Alumnus UGM Raih Penghargaan dari Badan Pusat Statistik