Irfan Dwidya, dari yang Sering Berkelahi di Sekolah Sampai Raih Dua Gelar Profesor

2618

Baca juga:

Menteri Susi Pelajari Riwayat KKN-PPM UGM

Suka Duka Mahasiswa Saat KKN

 

Sempat Menjalani Hidup Prihatin Saat Kuliah

Sejak SMA hingga kuliah, beban orang tua mulai berkurang, karena adik-adik orang tua Irfan sudah mulai bekerja.

Namun, di tahun ketiga Irfan kuliah, Ayahnya berpulang, sehingga Irfan berusaha bijak menghadapi kondisi keuangan keluarganya.

“Dulu kalau naik kereta sering tidak bayar, modal negosiasi dengan kondekturnya,” ujar Irfan bercerita tentang kenakalannya semasa kuliah.

Tetapi, perlahan petugas stasiun semakin ketat mengawasi.

Irfan tidak lantas kehilangan akal, ia kemudian mencari alternatif lain dengan menghadang kendaraan Armada Magelang yang membawa mobil ke Kalimantan.

“Semacam mobil yang hanya ada bagian ‘kepala’nya saja. Saya menumpang di mobil ini duduk bersama sopir dan melakukan perjalanan sampai ke Surabaya,” ujarnya sambil tertawa.

Tidak hanya berusaha berhemat uang transport untuk pulang kampung.

Irfan bahkan sampai mengorbankan pola makannya, sehingga ia pernah sakit karena kekurangan gizi.

Meskipun demikian, diakuinya hal tersebut sudah biasa ia hadapi.

Mengingat ibunya berjuang sendiri, Irfan bertekad untuk segera lulus kuliah.

“Beruntungnya saya diberi otak yang pandai oleh Allah,” ungkap dosen yang menyelesaikan pendidikan sarjananya di Departemen Mikrobiologi Pertanian UGM tahun 1986 itu.

Memilih Jurusan dengan Sedikit Peminat

Berbicara soal jurusan, sebelumnya Irfan ingin kuliah di jurusan Teknik Nuklir.

Sedangkan Ayahya ingin Irfan kuliah di Fakultas Kedokteran.

Irfan kemudian dilanda kebingungan, sampai akhirnya ia mendatangi psikolog di rumah sakit jiwa yang menyediakan layanan konsultasi jurusan.

Sontak Ayah Irfan kaget dan bertanya-tanya alasan Irfan ke rumah sakit jiwa.

Walaupun demikian, berkonsultasi dengan psikolog di sana membuahkan hasil.

Irfan disarankan untuk melanjutkan studi di bidang pertanian, ekonomi, atau kedokteran gigi.

“Jurusan Kedokteran Gigi dan Ekonomi benyak perempuannya, saya takut grogi. Akhirnya saya pilih Pertanian saja, katanya banyak laki-lakinya,” pungkasnya.

Irfan menyukai pelajaran Kimia, sehingga ia memilih kuliah di Jurusan Mikrobiologi Pertanian.

Meskipun Jurusan ini memiliki jumlah peminat yang sedikit, tetapi ini justru menguntungkan bagi Irfan.

Persaingan antar mahasiswa jadi tidak terlalu ketat.