Irama Kerja Rock and Roll Antarkan Menteri Basuki Hadimuljono Raih Doktor Kehormatan dari ITB

884

Baca juga: Menteri Basuki Hadimuljono Sebut Tiga Penyebab Banjir Jakarta

“Padahal, lebih dari setengah total penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Akibatnya, penduduk di Jawa mendapatkan air sekitar 1.700 m3/tahun/kapita, atau sekitar 10% dari rata-rata ketersediaan air per-kapita di Indonesia,” jelas pria yang dikenal humoris ini.

Melihat permasalahan tersebut, Basuki mendesak pemerataan pembangunan di luar Jawa harus terus dilakukan.

Pasalnya, dia yakin hal itu dapat memicu perbaikan penyebaran penduduk.

Sementara itu, petahana Menteri PUPR ini juga menyoroti tingkat ketahanan air yang rendah memiliki pengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat.

Hal itu seperti stunting (gangguan pertumbuhan karena kekurangan gizi) dan diare.

Padahal, katanya, Presiden Joko Widodo punya target pengurangan stunting 14% untuk lima tahun ke depan.

Langkah yang dilakukan Basuki dan tim adalah meningkatkan kapasitas tampung penyediaan air bersih dan sanitasi.

Baca juga: Sosok Suami Menlu Retno Marsudi, Hobi Bermusik dan Main Ketoprak

Caranya yakni dengan rekayasa teknik pemeliharaan bendungan serta mengoptimalkan fungsi 160 danau dan 1613 embung di seluruh Indonesia.

Hanya saja, masalah tidak selesai dengan meningkatkan kapasitas tampung.

Sebab, menurut Basuki, penguatan fungsi sarana dan prasarana irigasi permukaan juga harus digenjot.

Hal tersebut seperti pembangunan bendungan.

 “Pada periode tahun 2015-2019, Kementerian PUPR menargetkan pembangunan 65 bendungan dengan capaian 16 bendungan telah rampung dan 45 bendungan dalam penyelesaian,” ucap Basuki.

“Penambahan bendungan ini akan menaikkan kapasitas tampungan dari 12,46 milyar m3/tahun menjadi 16,27 milyar m3/tahun,” terang pria berumur 65 tahun ini.

Selain bendungan, infrastruktur lain yang telah dibangun pada era kepemimpinan Basuki di Kementerian PUPR yakni 1.212 embung, jaringan irigasi (1 juta Ha), rehabilitasi jaringan irigasi (3 juta Ha), 330 pengendali sedimen dan lahar.

Baca juga: Alasan yang Bikin Tiongkok Ngotot Cari Ikan di Perairan Natuna

Ada juga pengendali banjir dan pengaman pantai sepanjang 1.485 Km.

Untuk lima tahun mendatang, Basuki menargetkan Kementerian PUPR mampu menyelesaikan 45 bendungan on going dan pembangunan 15 bendungan baru, 1000 embung, 500 ribu Ha jaringan irigasi baru, rehabilitasi jaringan irigasi 2,5 juta Ha, dan 2.100 Km pengendali banjir dan pengaman pantai.

Inovasi Kementerian PUPR tidak berhenti di pembangunan infrastruktur.

Basuki mengatakan, pengelolaan SDA Indonesia saat ini juga telah menerapkan manajemen terintegrasi atau Integrated Water Resources Management (IWRM).

Gabungan IWRM dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) diharapkan dia dapat menghasilkan kualitas pengelolaan SDA yang lebih baik.

Singkatnya, kombinasi IWRM dan TIK menghasilkan pengelolaan sumber daya air cerdas atau Smart Water Management (SWM).

Dalam menjalankan SWM, Kementerian PUPR menggandeng BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Terutama soal sistem peringatan dini banjir dan kekeringan.

Basuki mengaku punya 5 strategi guna memastikan konsep IWRM dan SWM dapat terlaksana.

Pertama, penyusunan program-program kegiatan yang tersistem dengan baik dan fokus. Kedua, pengambilan keputusan yang cepat dan berani mengambil risiko.

“Ketiga, pelaksanaan yang didukung oleh Team Work yang solid dan irama kerja Rock and Roll,” tutur Basuki.

“Keempat, pengawasan yang detail dan konsisten. Kelima, memastikan dan menjamin infrastruktur yang dibangun di Indonesia didesain, dibangun, dioperasikan dan dipelihara sesuai standar-standar yang berlaku,” pungkasnya. (Tsalis)

Baca juga: Pengakuan Siswa yang Ikut Ganjar Blusukan: Ternyata Jadi Gubernur Tak Enak