Inklusifitas dan Literasi Masyarakat Jadi Kunci Agar Perbankan Syariah Tetap Eksis

313

Baca juga: Sekjen KAGAMA: Perubahan Kebiasaan Baru Butuh Paham Sosial-Budaya Masyarakat

Beberapa bidang bisnis halal diantaranya mulai jatuh seiring adanya pembatasan aktivitas. Bisnis haji dan umroh paling terdampak dari adanya pandemi Covid-19. Pihaknya memohon perbankan syariah untuk melakukan restrukturisasi.

“Permohonan para pelaku bisnis haji dan umroh sudah disetujui OJK, sehingga mereka mendapatkan relaksasi terkait pajak dan pembayaran kredit,” jelasnya.

Dalam menjaga operasional perbankan, ada lima hal yang diperhatikan Abdullah. Pertama, kesehatan, Abdullah menerapkan protokol kesehatan di lingkungan kerjanya.

Kedua, di bidang human resources, dengan memberikan tunjangan kesehatan dan kelonggaran untuk bekerja dari rumah.

Ketiga, operational and services, pihaknya mengimbau para nasabah menggunakan platform atau channel digital, lewat Hasanah Online untuk kegiatan transaksi, transfer, dan sebagainya.

Baca juga: Strategi Perbankan Indonesia Bertahan di Tengah Pandemi

Keempat, marketing communication. Setiap kegiatan rapat, diskusi, dan webinar diimbau untuk menggunakan aplikasi atau platform digital.

Kelima, strategi dan keuangan. Abdullah membuat skenario risiko perbankan, yang diharapkan bisa membantu dalam menentukan strategi penyelamatan. Pihaknya juga fokus mempertahankan kualitas aset, dibanding pertumbuhannya.

“Bukan orang yang kuat dan pintar yang mampu menghadapi situasi krisis. Tetapi, mereka yang mampu melihat peluang perubahan dengan beradaptasi.”

“Namun, adaptasi saja tak cukup. Perlu ada filterisasi tentang nilai-nilai kebaikan atau yang disebut dengan adopsi. Lalu ditambah dengan kolaborasi, membangun sinergi,” tegasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: KAGAMA Bengkulu Beri Edukasi kepada Masyarakat untuk Olah Sampah Jadi Pupuk Organik