Inilah Manusia Unggul yang Diharapkan Mampu Menjaga Keanekaragaman Hayati Indonesia

248
Dirjen KSDAE jebolan UGM mengajak semua orang untuk membangun collective awareness, tergerak untuk membantu membereskan dan menyelesaikan berbagai problem lingkungan. Foto: Floresa
Dirjen KSDAE jebolan UGM mengajak semua orang untuk membangun collective awareness, tergerak untuk membantu membereskan dan menyelesaikan berbagai problem lingkungan. Foto: Floresa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Banyak negara kagum dengan Indonesia, berkat kekayaan biodiversity-nya yang luar biasa.

Karenanya, sumber daya alam yang dimiliki bukan hanya untuk manusia saja, tetapi makhluk hidup lain yang tinggal di Indonesia patut mendapatkan kesejahteraan yang sama.

Hal tersebut disampaikan oleh Dirjen Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK, Ir.Wiratno, M.Sc, dalam seminar daring Perayaan Internasional Orangutan Day 2020, yang digelar oleh KAGAMA dan Yayasan Ekosistem Lestari, pada Sabtu (22/8/2020).

Wiratni menyebut, luas kawasan konservasi KSDAE mencapai 27 juta hektar yang dikelilingi lebih dari 6700 desa, setidaknya ada 16 juta lebih penduduk hidupnya tergantung pada kawasan konservasi ini.

Dalam mengelola kawasan konservasi ini pihaknya harus bekerja dengan prinsip open mind, open heart, dan open will.

Baca juga: Kuliner Indonesia Masih Belum Populer di Dunia, Begini Tantangan dan Solusinya

“Jangan bekerja hanya untuk mengurus diri sendiri. Kita harus memberi perhatian lebih pada persoalan yang hendak kita selesaikan. Seperti kasus ilegal loging, jangan hanya ditangkap saja, telusuri penyebab dan latar belakang pelaku.”

“Jikalau pelaku melakukannya karena dia miskin, maka dia tak bisa sepenuhnya disalahkan, justru harus kita rangkul. Kita bisa ajak dia untuk bekerja bersama kita, sehingga dia berhenti untuk melakukan perburuan liar,” ujarnya.

Butuh sikap dan rasa empati yang rasional bagi pengelola kawasan konservasi dalam mengatasi persoalannya.

Wiratno mengajak birokrat dan rimbawan untuk memperhatikan faktor-faktor penyebab tindakan kejahatan pada kawasan konservasi dari akarnya, tidak hanya dari gejala-gejala yang muncul di permukaan.

Di samping itu, penting pula menerapkan generatif relational, Wiratno berupaya membangun organisasi yang tidak lagi eksklusif. Cara pengambilan keputusan berdasarkan pertimangan data-data dan informasi yang berkembang di masa sekarang.

Baca juga: Wali Kota Gorontalo Alumnus UGM Jadi yang Terbaik Jaga Stabilitas Ekonomi Masa Pandemi