Ini 7 Strategi Irawan Eko Pertahankan Bisnis Peternakan di Masa Pandemi

2988

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

“Masa krisis mendorong kita melakukan segala cara agar bertahan, bahkan dengan membuka bidang usaha lain yang trennya sedang berkembang di masa pandemi.”

“Kondisi sedang tidak menentu dan daya beli turun, kita harus manfaatkan peluang-peluang yang tersisa,” ungkap alumnus Fakultas Peternakan UGM angkatan 2001 ini.

Selama menerjang badai di dunia bisnis, Eko berjuang dengan berpegang pada prinsip hidupnya yang dia sebut sebagai sekochi, yakni siap, efisien, kreatif, online oppurtunity, collaboration, helping people, dan investasi.

Dikatakan oleh Eko, bisnis merupakan sebuah dunia yang tidak biasa, sehingga pelakunya harus senantiasa siap dengan kondisi apapun, termasuk siap bermodifikasi atau siap ‘banting setir’.

Eko menuturkan, pelaku usaha harus bisa menjalankan bisnis secara efisien di masa pandemi, terutama dalam hal budget, pengerahan SDM, hingga controlling.

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan

Dengan begitu, harapannya produksi dan hasil tetap berkualitas dengan modal yang cukup.

“Kreatif juga menjadi sesuatu yang perlu diasah. Kita harus bisa menawarkan produk yang menarik di masa pandemi. Kegiatan riset pemasaran dan inovasi harus terus kita lakukan,” ungkapnya.

Di sisi lain, kata Eko, pandemi menuntut pelaku usaha untuk bertaransformasi ke era digital dengan cepat, sehingga adaptasi yang dilakukan jelas harus disertai dengan kemampuan membaca peluang bisnis online.

Eko mengaku sudah mempersiapkan ini sejak dua tahun lalu. Mulai dari memasarkan produk di media sosial hingga maintenance website.

Kemudian yang tak kalah penting juga adalah melakukan kolaborasi, terutama untuk tujuan pemanfaatan SDM yang membutuhkan pekerjaan di masa pandemi.

Baca juga: Rumah Dahor yang Kaya Sejarah Ini Jadi Latar Video Nitilaku KAGAMA Balikpapan