Ingin Wujudkan Ajaran Luhur Ki Hadjar Dewantara

986

Kuliah Sambil Bekerja

Berbagai tantangan juga ia hadapi saat mengarungi masa-masa kuliah.

Kenangan paling diingat Agus, ketika ia melakoni kerja sampingan sebagai sales komputer, demi mendapatkan penghasilan tambahan.

Namun, pekerjaan ini tak berlangsung lama, karena Agus harus segera menyelesaikan pendidikan S1-nya.

Setelah melalui masa mengerjakan skripsi yang tak mudah, Agus akhirnya lulus dan menjadi wisudawan terbaik Fakultas Pertanian Tahun 1989.

Pengalaman bekerja sampingan juga dialami Agus ketika mendapatkan kesempatan melanjutkan studi S2 dan S3-nya di Jepang.

“Saya juga kerja sambilan sebagai tukang cuci piring di restoran Indonesia, untuk tambah biaya hidup dan bisa sosialisasi dengan orang Indonesia maupun Jepang,” pungkas bapak dua anak ini.

Prof. Dr. Ir. Cahyono Agus Dwi Koranto, M.Sc. merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Perkumpulan Keluarga Besar Taman Siswa (PP PKBTS). Foto: Kinanthi
Prof. Dr. Ir. Cahyono Agus Dwi Koranto, M.Sc. merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Perkumpulan Keluarga Besar Taman Siswa (PP PKBTS). Foto: Kinanthi

Lalui Proses Panjang Hingga Jadi Profesor

Ketika ditanya soal latar belakangnya menjadi akademisi, Agus sebelumnya mendapatkan beasiswa ikatan dinas untuk menjadi dosen sewaktu kuliah S1.

Di sini ia memperoleh kemudahan, karena untuk menjadi dosen Agus tak perlu melalui seleksi.

Agus bisa ditempatkan di universitas mana pun atau menyampaikan rekomendasi universitas yang mau menerimanya sebagai dosen.

“Untuk itu saya mencari tanpa harus mengurangi porsi kursi PNS pada waktu itu,” ujar dosen yang saat ini juga aktif sebagai Anggota Dewan Pendidikan DIY ini.

Saat mulai meniti kariernya sebagai dosen, Agus membutuhkan suasana baru yang memberinya kesempatan untuk berkembang, sehingga ia lebih memilih menjadi dosen di Fakultas Kehutanan.

Di sisi lain, Fakultas Kehutanan ini juga mempelajari Ilmu Tanah.

Saat itu, Agus dinilai memiliki kompetensi baik, sehingga pihak Fakultas Kehutanan mau menerima Agus sebagai dosen.

Setelah melalui proses panjang, Agus pun resmi menjadi PNS.

Akademisi merupakan profesi yang tepat bagi seorang Agus yang ingin memiliki ‘jiwa merdeka’.

Agus tak ingin tercengkeram menjadi anak buah yang karyanya tergantung pada atasan.

Meskipun sempat merasa tak menjadi ‘anak kandung’ di fakultas tempatnya mengajar, tantangan ini berhasil ia lalui.

Berkat berbagai prestasinya, bahkan ia berhasil meraih gelar profesor di antara senior-seniornya yang belum meraih gelar tersebut.