Baca juga: Perkembangan Bisnis dan Tren Minum Kopi di Indonesia
Ini merupakan program pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan daya saing industri Indonesia secara global.
“Kementerian Perindustrian telah menyusun peta jalan Indonesia untuk bisa mencapai sepuluh besar kekuatan ekonomi dunia tahun 2030,” ungkap Engko.
Hal tersebut diupayakan dengan memperbaiki alur aliran material, mendesain ulang zona industri, peningkatan kualitas SDM, menarik investasi asing, pemberdayaan UKM, menerapkan insentif teknologi, pembentukan ekosistem inovasi, harmonisasi aturan dan kebijakan, membangun infrastruktur digital nasional, serta akomodasi standar sustainability.
Menanggapi Panut, Engko mengatakan pihaknya bersama Kementerian Kesehatan turut berperan dalam upaya kemandirian produk farmasi.
Hal tersebut salah satunya ditempuh dengan melakukan kolaborasi akademisi, pebisnis, pemerintah, dan komunitas.
Baca juga: Berpikir Secara Digital Kunci Kemajuan Pariwisata
“Penelitian harus melakukan hilirisasi, agar tidak hanya berhenti di institusi pendidikan saja. Kami tawarkan kerja sama. Dari suatu penelitian, dari skala laboraturium, sampai akhirnya bisa ke skala komersial,” tuturnya.
Strategi lainnya, pihaknya ingin menciptakan iklim investasi dengan berbagai aturan yang mumpuni.
“Untuk itu, pada 2021 pemerintah menargetkan impor bahan baku bisa turun hingga 15 persen,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dekan Fakultas Farmasi UGM Prof. Agung Endro Nugroho, Ph.D., Apt. menyatakan pihaknya akan terus melakukan pengambangan fakultas untuk menyongsong era revolusi industri 4.0.