Indonesia dan Australia Jajaki Tarif Bea Masuk 0% untuk Tiga Komoditas Unggulan

146
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson guna membahas bea masuk produk-produk unggulan dari kedua negara.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto bertemu Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson guna membahas bea masuk produk-produk unggulan dari kedua negara.

KAGAMA.CO, JAKARTA – Indonesia dan Australia tengah menjajaki kerja sama bilateral untuk pemberlakuan tarif bea masuk nol persen (0%) terhadap tiga komoditas unggulan dari masing-masing negara.

Upaya yang terkait di dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia ini diharapkan memacu pertumbuhan industri kedua negara melalui perluasan pasar ekspor.

“Kami akan pelajari terlebih dahulu, karena ini merupakan pembahasan dari implementasi free trade agreement. Jadi, harus diperhitungkan keuntungan dan kerugiannya,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seusai menerima Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson di Kementerian Perindustrian, Jakarta, belum lama ini.

Menperin menyampaikan, Australia meminta kepada Indonesia agar tiga komoditasnya bisa bebas bea masuk, yaitu susu (skim milk dan skim milk powder), copper
cathode, serta baja (hot rolled coil dan cold rolled coil).

“Sebagai gantinya, Australia memberi tawaran bea masuk nol persen untuk tiga komoditas potensial Tanah Air. "Mereka menawarkan untuk ditukar dengan tekstil, footwear (alas kaki), dan clothing (pakaian) yang bea masuknya juga menjadi nol persen,” ujar alumnus Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tersebut.