Indonesia Butuh 100 Kawasan Ekonomi Baru agar Bisa Jadi 5 Besar Dunia

607

Baca juga: Pasca Lulus, Alumnus UGM Akan Menghadapi Situasi yang Menarik dan Kompleks di Masa Pandemi

Jika cakupannya diperkecil, kata Didik, Indonesia membutuhkan sekitar 100 kawasan ekonomi baru untuk menampung lonjakan demografi, dan menjaga tingkat kompetitif dengan negara lain.

“Jika satu kawasan baru bisa menciptakan satu juta lapangan kerja dan dapat di-copy paste di banyak lokasi, itu akan muncul 100 juta kelas menengah baru,” tutur Didik.

“Hal itu akan membebaskan Indonesia dari middle income trap,” sambung alumnus Pengembangan Wilayah UGM angkatan 1990 ini.

Menurut Didik, kunci keberhasilan pembangunan kawasan ekonomi baru adalah memperbesar kegiatan investasi.

Kegiatan investasi yang masif diharapkan turut membantu peningkatan PDB. Hanya saja, dalam masa pandemi saat ini investasi mandek.

Baca juga: Ganjar Pranowo Diterima UGM Saat Jualan Bensin

Sehingga, yang saat ini didorong adalah anggaran pemerintah. Anggaran pemerintah dinilai Didik bisa dimanfaatkan guna menyiapkan iklim investasi yang lebih baik. Mulai dari infratruktur, energi, dan SDM.

Sejak 1970 Indonesia sebetulnya telah membangun berbagai kawasan ekonomi dengan berbagai jenis.

Namun, banyak di antaranya yang mengalami penurunan aktivitas ekonomi hingga tidak bisa lagi berkembang.

Kawasan yang menurut Didik mampu sukses hingga saat ini adalah yang dibangun pada era 90-an seperti Cikarang.

“Di Cikarang bisa menampung 1 juta jiwa dengan pendapatan per kapita 35 ribu USD. Jadi visi 2045 sebetulnya sudah tercapai di Cikarang,” kata Didik.

Baca juga: Peringati HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, Bupati Willem Wandik: Negara Sudah Hadir di Kabupaten Puncak