Indonesia Butuh 100 Kawasan Ekonomi Baru agar Bisa Jadi 5 Besar Dunia

607

Baca juga: Ayo Ikuti Kompetisi Masker Khas KAGAMA Balikpapan dan Rebut Total Rp20 Juta!

“Dengan kata lain, kawasan menjadi seperti pabrik untuk menghasilkan satu produksi tertentu tetapi yang pesan sudah jelas,” ucap Rijanta.

“ini bukan supply driven, tetapi market maunya apa lalu dibuatkan. Transportasi 4.0 bisa mengubah secara struktural dan besar-besaran aspek produksi kawasan.”

“Sebab skala ekonominya menjadi lebih besar. Namun, harus ada perubahan institusi yang mengurus cara kerja dan aturan mainnya. Sehingga arahnya nanti produktivitas, efisiensi, dan pasar,” jelasnya.

Jauh sebelum ada wacana transmigrasi 4.0, Pemerintah telah menggulirkan kebijakan pembangunan kawasan ekonomi baru. Baik itu kawasan industri, pariwisata, perkebunan, dan lain sebagainya.

Direktur Eksekutif Kendal Industrial Park, Didik Purbadi, S.Si., M.B.A., menilai, kawasan industri ekonomi baru penting bagi Indonesia untuk mencapai visi 2045 sebagai 5 besar kekuatan dunia.

Baca juga: Kuliner Indonesia Masih Belum Populer di Dunia, Begini Tantangan dan Solusinya

Terutama untuk mengejar target PDB (Pendapatan Domestik Bruto) 7,4 triliun USD atau 28 ribu USD per kapita pada 2045.

Hal ini menurut Didik telah tertuang dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional). Adapun tahun lalu PDB Indonesia masih ada di angka 4.100 USD per kapita.

“Untuk mencapai PDB 28 ribu per kapita, diperlukan terobosan guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi mencapai rata-rata 6-7 persen,” kata Didik.

“Sementara saat ini pertumbuhan real di sektor Industri baru mencapai 4 persen dari target 8 persen,” jelasnya.

Data yang diperoleh Didik dari World Bank menyebut bahwa dunia masih membutuhkan 10 ribu kawasan ekonomi baru hingga 2050 nanti.

Baca juga: Kata Profesor Iin Handayani, Pertanyaan ‘Mau Jadi Apa’ Sudah Tak Cocok Lagi untuk Generasi Z