Indonesia Bisa Menjadi Rumah bagi Industri Manufaktur Dunia

216

Baca juga: Siap-siap, Kawasan Kotabaru Akan Disulap Jadi Creative Hub

“Seperti buah-buahan, kanvas, alas kaki, furniture, produk olahan kayu, dan produk elektronik,” jelasnya.

Di sisi lain, sosok 62 tahun itu tak menyangkal bahwa pandemi Covid-19 membuat dampak yang terasa pada sektor industri manufaktur.

Pasalnya, tidak sedikit perusahaan Amerika Serikat yang menaruh pabriknya di Tiongkok.

Sementara itu, Tiongkok juga menjadi andalan perusahaan-perusahaan Jepang dalam memasok pelbagai macam komponen.

Perusahaan-perusahaan dari kedua negara lantas mulai memikirkan siasat untuk merelokasi pabriknya untuk mengurangi risiko.

Baca juga: Indonesia Perlu Belajar dari Ceko tentang Penanganan Covid-19

“Sekaligus untuk menemukan alternatif pasokan bahan mentah produk dari negara lain, termasuk dari Indonesia,” ujar Dubes Djauhari.

Menurut Dubes Djauhari, di luar situasi Covid-19, beberapa perusahaan AS memang telah memulai melakukan relokasi pabriknya dari Tiongkok dalam beberapa tahun belakangan.

Peningkatan biaya upah dan makin rumitnya perizinan menjadi alasannya.

Selain juga karena ingin memperbesar volume produksi dengan mendirikan di negara lain.

Apalagi, AS dan Tiongkok saat ini juga masih terlibat perang perdagangan.

Baca juga: Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Pandemi Covid-19 di Bidang Ekosistem dan Lingkungan