Imbas Buruk Perlakuan Diskriminatif yang Dilakukan Petugas Kesehatan kepada Penyintas HIV/AIDS

429
Penyintas HIV/AIDS menjadi korban pelayanan diskriminatif yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Foto: Radar Malang
Penyintas HIV/AIDS menjadi korban pelayanan diskriminatif yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Foto: Radar Malang

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Orang-orang pada umumnya akan merasa iba ketika teman, saudara, atau tetangganya mengalami penyakit tertentu.

Namun, respons yang berbeda mungkin akan muncul ketika seseorang berjumpa dengan pengidap penyakit HIV/AIDS.

Pasalnya, tidak jarang orang-orang menganggap bahwa penyintas (orang yang bertahan hidup dari penyakit) HIV/AIDS adalah kelompok yang terhina.

Mereka memandang bahwa penyakit yang satu ini wajar ditimpakan kepada orang yang dianggap telah melakukan tindakan menyimpang norma.

Dalam hal ini berzina atau kegiatan seks bebas yang tidak aman.

Baca juga: Tim KKN-PPM UGM Unit Samboja Diterjunkan, Tantangan Pemberdayaan Masyarakat Ibu Kota Baru

Padahal, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang tertular dan akhirnya menjadi penyintas HIV/AIDS.

Parahnya, petugas kesehatan yang semestinya menjadi harapan bagi penyintas HIV/AIDS ternyata malah ikut-ikutan berpandangan negatif.

Orang-orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pun mendapatkan perlakuan diskriminatif ketika menerima  pelayanan kesehatan.

Fenomena ini ternyata mendapat sorotan dari dosen FK-KMK UGM, dr. Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D.

dr. Yanri berpandangan, tenaga kesehatan harus mengubah pola pikirnya terhadap ODHA.

Baca juga: Sejarah Hari Ini: UGM Berubah Status Jadi Badan Hukum Milik Negara