Hubungan Sosial dan Lingkungan Keluarga Tingkatkan Kualitas Hidup Penyandang Difabel

3617
Di antara fungsi-fungsi keluarga yang ada, hubungan sosial dan lingkungan berperan paling besar.(Foto: tengok.id)
Di antara fungsi-fungsi keluarga yang ada, hubungan sosial dan lingkungan berperan paling besar.(Foto: tengok.id)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Penyandang difabel seringkali dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak. Tak sedikit di antara mereka dianggap sebagai kelompok yang tidak memiliki produktivitas, tidak mampu menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan maksimal, sehingga hak-hak difabel seringkali diabaikan.

Jumlah penyandang difabel sekitar 15 persen dari jumlah penduduk dunia. Banyaknya penyandang difabel menjadi perhatian. Sama dengan penduduk lainnya, penyandang difabel mempunyai peran vital bagi produktvitas suatu negara.

Budi Susanti dalam tesisnya yang berjudul Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Penyandang Difabel tahun 2018, menyatakan bahwa penyandang difabel harus memiliki kuallitas hidup yang sama baiknya dengan mereka yang bukan difabel.

Indikator kualitas hidup yang dimaksud meliputi usia harapan hidup, kepuasan hidup, kesehatan psikis dan mental, fungsi kognitif, kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan sosial, dan jaringan sosial.

Kualitas hidup yang baik dipercaya mampu memberikan kekuatan bagi difabel untuk bisa menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, serta menjadi manusia yang produktif. Perlu ada dorongan khusus dari lingkungan sekitar difabel, agar mereka mampu membangun kekuatannya.

Salah satu lingkungan terdekat yang berperan terhadap kualitas hidup difabel adalah keluarga. Terdapat beberapa peran dan fungsi keluarga dalam rangka peningkatan kualitas hidup difabel, di antaranya fungsi adaptasi, kemitraan, pertumbuhan, kasih sayang dan kebersamaan.

“Keluarga adalah kelompok yang mempunyai peranan amat penting dalam mengembangkan, mencegah, mengadaptasi, dan atau memperbaiki masalah kesehatan yang ditemukan dalam keluarga”, ungkap Budi dalam tesisnya untuk memperoleh gelar di Magister Ilmu Kedokteran Klinik UGM ini.