Hety Budiyanti Raih Doktor dengan Riset Transaksi Pasar Saham

868
Dr Hety Budiyanti
Dr Hety Budiyanti

BULAKSUMUR, KAGAMA – Hasil penelitian Hety Budiyanti (36) tentang transaksi pasar saham membuahkan hasil. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar itu berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Hety dinyatakan lulus dalam ujian terbuka Program Doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Senin (22/5/2017).

Hety mengajukan disertasi tentang Transaksi Pihak Berelasi dan Ekspropriasi terhadap Pemegang Saham Minoritas pada Perusahaan Publik di Indonesia. Dengan promotor Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A., Dr. Suad Husnan, M.B.A., dan Dr. Mamduh Hanafi, M.B.A.

Hety melakukan penelitian pada seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2015. Dari hasil riset tersebut diketahui, perusahaan lebih banyak melakukan transaksi pihak berelasi dengan motivasi oportunis dibandingkan dengan efisien. Nilai transaksi pihak berelasi terindikasi tunneling lebih besar daripada nilai transaksi pihak berelasi yang terindikasi propping.

“Pasar akan memberikan reaksi yang berbeda saat pengumuman transaksi pihak berelasi. Tergantung  dari jenis transaksi pihak berelasi yang diumumkan oleh perusahaan publik,” tambahnya.

Hety menjelaskan pasar akan bereaksi negatif terhadap besaran nilai transaksi dan prosentase pemegang saham utama di saat perusahaan mengumumkan transaksi pihak berelasi yang berpotensi tunneling. Sementara bereaksi positif dengan keberadaan komite audit dan dengan porsi direksi serta komisaris independen.

Temuan lain menunjukkan bahwa pasar bereaksi positif terhadap besaran nilai transaksi pihak berelasi yang diumumkan. Selain itu, mekanisme tata kelola perusahaan dapat memperkuat pengaruh positif dari hubungan antara transaksi utang usaha dan utang tidka lancar berelasi terhadap nilai perusahaan. Demikian halnya kehadiran pemegang saham ading dan kepemilikan pemerintah dapat memperkuat tata kelola perusahaan dan meningkatkan perlindungan terhadap investor. [Humas UGM/Ika/rts]