Herlin Natalia Dewi, Lulusan Terbaik S2 Kehutanan yang Tetap Rendah Hati

1011
Orang bodoh adalah orang yang merasa pintar. Artinya, meski bisa menempuh pendidikan tinggi, kita tak boleh meremehkan kemampuan orang lain.(Foto: istimewa)
Orang bodoh adalah orang yang merasa pintar. Artinya, meski bisa menempuh pendidikan tinggi, kita tak boleh meremehkan kemampuan orang lain.(Foto: istimewa)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Tak semua orang memaknai lulusan terbaik berdasarkan waktu tempuh studi atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hal ini dilakukan oleh Herlin Natalia Dewi yang meraih IPK 3.93.

Herlin didapuk sebagai lulusan terbaik Magister Ilmu Kehutanan UGM dalam Wisuda Pascasarjana Periode III Tahun 2018/2019 pada Rabu (24/04/2019). Bagi Herlin, lulusan terbaik layak diberikan kepada mereka yang berani bangkit dari setiap kegagalan dan mampu menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswa.

Meraih IPK tinggi dan menyelesaikan studi tepat waktu membutuhkan strategi khusus. Bagi Herlin target dan prioritas menjadi dua hal yang perlu menjadi perhatian.

“Setiap mahasiswa tentu punya target. Target-target teresebut bisa tercapai jika kita memiliki prioritas yaitu mengutamakan sesuatu agar target dapat dicapai dengan hasil maksimal. Skala prioritas ini dibutuhkan untuk mempercepat kita dalam mencapai tujuan dan tentunya dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,” jelas Herlin kepada Kagama.

Singkat cerita tentang keputusan Herlin menempuh pendidikan S2. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya kuliah, sempat membuat Herlin ragu mengambil keputusan ini.

Setelah dinyatakan diterima, Herlin berusaha keras mencari beasiswa demi meringankan biaya kuliahnya. Di samping bisa menekan biaya kuliah, tuntutan batasan waktu studi dari pihak pemberi beasiswa menjadi pemacu Herlin untuk berusaha lulus tepat waktu.

Artinya, dalam sebuah pilihan tentu ada pengorbanan untuk mencapai target.

Layaknya mahasiswa pada umumnya, Herlin juga melalui banyak tantangan selama menempuh studi. Ada sekian banyak tantangan yang datang dari luar, tetapi bagi Herlin tantangan terbesar meraih keberhasilan datang dari diri sendiri.