Hal yang Harus Dilakukan Pembudidaya Perikanan Agar Tidak Merusak Lingkungan

223

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan

Pengelolaan limbah, kata Namastra, sebaiknya muncul dari sebuah kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, bukan paksaan dari peraturan pemerintah. Good housekeeping menjadi salah satu caranya.

Dia menerangkan, pengelolaan limbah seharusnya rutin dilakukan selama produksi tersebut masih berjalan.

Pengelolaan yang dilakukan terus-menerus, supaya sumber pencemaran bisa terkendali secara terpadu, guna mencegah pencemaran udara, air, dan tanah, proses industri dan produk, serta meminimalkan risiko bagi manusia dan lingkungan hidup.

“Ketika kita melakukan good housekeeping, maka kita akan melakukan penghematan biaya dan peningkatan produktivitas, mengurangi limbah.”

“Jika ada sistem organisasi yang diperbaiki, maka perusahaan bisa semakin mampu melakukan banyak perubahan,” jelasnya.

Baca juga: Perjalanan Gabriel Asem Membangun Tambrauw yang Awalnya Hanya Berupa Perbukitan dan Panta

Dalam penerapan good houskeeping, pembudidaya dan akademisi diarahkan untuk menggunakan pendekatan non produk.

Hasil pengolahan limbah benar-benar dipilih dan dipilah, tidak hanya berorientasi pada produk saja.

Bahan baku, energi, dan air dipastikan dalam kondisi baik, sehingga bisa menghasilkan limbah yang baik pula.

Namastra menegaskan, sangat baik bagi pembudidaya untuk fokus pada budidaya yang optimal bukan maksimal. Dalam hal ini, limbah yang dihasilkan tidak terlalu besar.

Good hosukeeping bisa dibilang sebagai upaya preventif untuk memperkecil risiko kerusakan lingkungan hidup dan manusia. Dua hal utama yang terlibat dalam good housekeeping.”

Baca juga: Solidaritas Sosial adalah Kekuatan Bangsa Indonesia untuk Bertahan

“Dari segi proses, mengarahkan kita untuk menghemat bahan baku, energi, dan air, optimalisasi penggunaan bahan-bahan non B3, serta meminimalkan limbah. Sementara dari segi produk, usahakan fokus pada upaya pengurangan dampak menyeluruh,” terangnya.

Beberapa metode penghematan dengan good houskeeping, misalnya penggantian bahan baku, daur ulang pakai ulang, pemisahan limbah, serta modifikasi proses atau peralatan.

Kemudian diimbangi dengan pengkajian secara berkala, kebersihan housekeeping, perencanaan pentahapan produksi, serta pelatihan dan pengawasan.

Selain adanya pedoman perbaikan produk, penghematan bahan dan energi, serta pengurangan biaya produksi, good housekeeping memberi keuntungan lain berupa peningkatan daya saing, serta mendorong perusahaan untuk menaati aturan standar baku mutu limbah.

“Dengan demikian, perusahaan punya kesempatan meningkatkan citranya. Di sisi lain, perusahaan dapat mengurangi biaya pengolahan limbah,” tegasnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Berkat Teknologi dan Gaya Hidup, Ahmad Shofi Yakin Regenerasi Petani Akan Terwujud