Hal yang Harus Dilakukan Pembudidaya Perikanan Agar Tidak Merusak Lingkungan

223

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan

Seperti sifatnya yang reaktif, kata dia, ketika kualitas air buruk pada limbah kita langsung berupaya memperbaiki.

Namun, sebetulnya cara ini kurang efektif untuk memecahkan masalah pencemaran lingkungan.

“Kemudian seperti yang kita ketahui, pengelolaan limbah membutuhkan investasi yang besar, sehingga biaya operasi semakin mahal. Ini akan mempengaruhi harga jual produk nantinya.”

“Lalu banyak perusahaan yang fokus pada teknik pengolahan. Karena itu, ada kecenderungan bagi mereka untuk melanggar UU, termasuk di dalamnya standar baku mutu air limbah,” ujarnya.

Ahli ekologi perikanan ini sepakat bahwa masyarakat, termasuk pembudidaya dan akademisi harus mengubah cara pandang mereka terhadap limbah.

Baca juga: Cerita di Balik Jenggot Ganjar Pranowo

Sebab, limbah sebetulnya juga merupakan suatu sumber daya.

Alumnus Fakultas Biologi UGM angkatan 1981 ini menuturkan, diperlukan adanya perubahan pendekatan pengelolaan lingkungan hidup, karena produksi limbah diprediksi akan semakin meningkat ke depannya.

Di samping itu, seiring dengan meningkatnya berbagai macam penambah bahan makanan, karekteristik limbah akan semakin sulit diolah.

Belum lagi, biaya pengelolaan yang semakin mahal seiring dengan perkembangan teknologi.

“Tanpa kita sadari, pengolahan limbah seringkali hanya berputar pada pemindahan dari satu media ke media lain. Bersamaan dengan itu, daya saing produk menjadi rendah,” jelas dosen yang juga tergabung dalam Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia ini.

Baca juga: Rumah Dahor yang Kaya Sejarah Ini Jadi Latar Video Nitilaku KAGAMA Balikpapan