Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Penyuluhan kepada Petani

9319
Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S., menjelaskan kiat-kiat yang harus dilakukan para penyuluh pertanian. Foto: Ist
Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S., menjelaskan kiat-kiat yang harus dilakukan para penyuluh pertanian. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Para petani dewasa ini perlu belajar paradigma baru di bidang pertanian.

Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang maksimal tanpa efek samping.

Menurut dosen Departemen Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UGM, Prof. Dr. Ir. Sunarru Samsi Hariadi, M.S. para petani perlu belajar Produksi Hayati Pintar Ramah Lingkungan (SiPINTAR) atau Smart Eco Bioproduction.

Hal tersebut dia sampaikan dalam acara Bincang Desa bertajuk Implementasi Ecosystem Services dalam Sistem Pertanian, yang digelar pada Sabtu (12/9//2020) oleh Desa Apps, Fakultas Pertanian UGM secara daring.

“Para petani tentu ingin produksi dan pendapatan meningkat dengan pupuk kimia untuk mendapatkan kebutuhan pangan.”

Baca juga: Pengalaman Berharga Febby Jadi Dokter Relawan Covid-19: Meningkatkan Rasa Kemanusiaan

“Kalau petani masih menggunakan pestisida yang berlebihan, maka ini akan mengganggu lingkungan dan rasa aman. Akhirnya mengakibatkan terjadinya konflik antara kebutuhan dan rasa aman tersebut,” jelasnya.

Ilmuwan, peneliti, maupun penyuluh memiliki peran penting untuk membimbing para petani dalam memahami SiPINTAR.

Misalnya, mereka melakukan penyuluhan ke semua kelompok tani. Namun, kata Sunarru, melakukan pendekatan terhadap kelompok juga tidak mudah.

Sunarru mengatakan, penyuluh harus lebih dahulu memahami dinamika setiap kelompok tani.

Tidak semua kelompok tani bisa bergerak maju, ada kelompok tani yang ‘macet’ karena berbagai faktor.

Baca juga: Kata Healthpreneur Alumnus UGM: Ada Tiga Karakter yang Diperlukan untuk Membangun Startup