Guru Besar FISIPOL UGM: Tiongkok Bisa Jadi Negara Adikuasa Baru Gantikan Amerika Serikat

920

Baca juga: Bupati Petrus Kasihiw: Mengucilkan Pasien Positif Corona Serupa Menghukum Saudara Sendiri

Di era peradaban baru dan utilisasi soft-power atau pemanfaatan kekuatan yang lembut bisa jadi kunci kemenangan dalam persaingan global.

Selain itu, adanya kondisi ini berhasil memutar balik pendapat Samuel Huntington yang mengungkap berakhirnya perang dingin di dunia. Lalu, akan muncul konflik baru yang sumbernya berasal dari identitas agama.

Konflik ini terjadi antara dunia Barat Kristen dan Yahudi, dengan dunia Islam.

“Ramalan ini ternyata tidak terbukti, hanya benar dalam jangka pendek dengan maraknya terorisme Islam dan tumbuhnya radikalisme Islam anti Barat, itupun disebabkan karena tuduhan produk rekayasa barat,” ucap Prof. Muhadjir.

Baca juga: Hubungan Indonesia dan Rusia Terjalin Baik Berkat Islam

Lebih lanjut, Prof. Muhadjir berujar bahwa usai pandemi Covid-19 ini, ideologi ekonomi dan agama tak lagi menonjol.

Hal yang unggul adalah soft power, yaitu nilai dan pesan agama yang damai yang juga ditunjukkan Tiongkok dengan inovasi untuk menang dalam percaturan global.

Selain itu, fokus negeri yang dipimpin oleh Xi Jinping itu bukan lagi pada adu senjata atau ideologi komunisme yang sejak lama dianut.

“Mengapa Tiongkok bisa unggul dalam persaingan global, salah satunya karena ekonomi yang tumbuh pesat bersamaan dengan adaptasi yang inovatif terhadap eksistensi pasar global yang kapitalistik,” tutur Prof. Muhadjir. (Ez/-Th)

Baca juga: Midreuni Fakultas Pertanian Angkatan 72, Sebuah Perjalanan yang Bikin Susah Move On