Guru Besar FEB UGM Jelaskan Hal yang Harus Diperhatikan Pelaku Ekonomi Jelang Normal Baru

1132

Baca juga: Alumnus FMIPA UGM Ini Dirikan Perguruan Tinggi Hingga Jualan Film Sekelas Hollywood

“Dia menyatakan, dalam jangka pendek terjadi perubahan besar dalam permintaan struktural akibat melemahnya investasi dan anjloknya tingkat upah,” tutur Wihana.

“Proses deindustrialisasi pun bakal berlanjut,” jelas Staf Khusus untuk Urusan Ekonomi dan Investasi Trasportasi, Kementerian Perhubungan ini.

Hal yang menjadi pertanyaan di benak Wihana adalah bagaimana menghidupkan kembali aktivitas sosial ekonomi yang terpuruk akibat pandemi. Sekaligus menjaga agar pandemi tetap terkendali hingga vaksin antivirus tersedia.

Untuk saat ini, jawaban yang ada adalah konsep pemulihan ekonomi beserta new normal yang telah disusun Kemenko Perekonomian bersama Bappenas.

Wihana mengatakan, tahapan konsep itu dimulai dari sektor industri dan jasa bisnis ke bisnis, yang beroperasi dengan protokol kesehatan ketat.

Baca juga: Kenormalan Baru, Pemerintah Tetap Utamakan Kesehatan

“Selama PSBB (pembatasan sosial berskala besar) sebenarnya cukup banyak sektor-sektor yang terus beroperasi,” ujar Wihana.

“Namun, pertanyaannya, apakah sektor-sektor usaha itu sejak awal PSBB sudah dilengkapi pedoman dan prosedur operasional standar (POS) terkait higienitas dan sanitasi?” sambungnya.

Contoh sektor yang mesti mawas dengan POS menurut dia adalah perbankan, konstruksi, pertanian, hingga pertambangan.

Di mata Wihana, pedoman dan POS yang terintegrasi untuk semua sektor idealnya sudah disiapkan sebelum pemberlakuan tanggap darurat Covid-19, atau minimal sebelum PSBB.

Pasalnya, cukup banyak sektor bisnis yang masih beroperasi  di wilayah PSBB maupun non-PSBB.

Baca juga: Ari Dwipayana: New Normal Bukan Kembali Normal