Gubernur Victoria : Riset EDP Yogya Contoh Kemitraan Ideal Australia – DIY

217
Gubernur-Victoria-Linda-Dessau-berbaju-putih-bersama-Anthony-Howard-dua-dari-kiri-berbincang-bersama-warga-di-kelurahan-Kricak.foto dok EDP

BULAKSUMUR, KAGAMA – Gubernur Victoria, Australia, Linda Dessau mengunjungi Kelurahan Kricak Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta, Kamis (4/5) siang. Linda mengungkap, riset Eliminate Dengue Project (EDP) Yogyakarta bersama Australia merupakan contoh kemitraan ideal antara Australia dan DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Kricak dikunjungi Gubernur Victoria, Australia beserta rombongan, atas keterlibatannya dalam penelitian pengendalian demam berdarah dengue (DBD) oleh EDP Yogyakarta. Selain itu, Linda juga ingin melihat pelaksanaan penelitian menggunakan bakteri alami Wolbachia secara lebih dekat di masyarakat.

Sehari sebelumnya, Linda bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam rangka penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di bidang budaya, pendidikan, dan industri kreatif. Kerja sama lebih erat dijalin mengingat kedua wilayah ini mempunyai kemiripan di bidang-bidang tersebut.

Peneliti EDP Yogya, dr. Riris Andono Ahmad menunjukkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia kepada Gubernur Victoria, Linda Dessau (berbaju putih)
Peneliti EDP Yogya, dr. Riris Andono Ahmad menunjukkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia kepada Gubernur Victoria, Linda Dessau (berbaju putih)

Pada kunjungan yang dilakukan di Ruang Terbuka Hijau Publik (RTHP) di RT 2 RW 1 Kricak, Koordinator Komunikasi dan Penyertaan Masyarakat EDP Yogya, Bekti Andari menjelaskan proses penyertaan masyarakat yang dilakukan oleh EDP Yogya. Prosesnya diawali dengan sosialisasi.

“Sejak awal 2016 kami mengadakan tak kurang dari 370 pertemuan masyarakat,” ungkap Bekti sambil menunjukkan grafik pertemuan masyarakat dalam peta.

Pada kesempatan tersebut, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph D, peneliti sekaligus ahli epidemiologi EDP Yogya, menyampaikan bahwa penelitian di Kricak akan dilakukan sampai akhir 2019. “Tujuannya untuk mendapatkan hasil apakah Aedes aegypti ber-Wolbachia mampu menurunkan kejadian demam berdarah di wilayah yang disebari telur nyamuk ber-Wolbachia,” terang Riris.

Linda yang didampingi suaminya, Anthony Howard, mengaku telah membaca perihal penelitian EDP Yogya. Ia mengapresiasi penelitian yang dilakukan di masyarakat tersebut. “Sejauh apa yang saya saksikan di sini, penelitian EDP Yogya adalah penelitian terbaik yang melibatkan masyarakat,” ungkapnya di hadapan tokoh masyarakat Kricak yang menyambut kedatangannya.

Warga Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta antusias mengikuti diskusi bersama Gubernur Victoria, Australia, Linda Dessau-foto dok EDP
Warga Kricak, Tegalrejo, Yogyakarta antusias mengikuti diskusi bersama Gubernur Victoria, Australia, Linda Dessau-foto dok EDP

Apresiasi juga ia sampaikan atas komitmen Yayasan Tahija yang mendukung penuh pendanaan penelitian EDP Yogya. “Tanpa komitmen yang kuat (dari penyandang dana) penelitian ini tidak dapat dilakukan,” ucap Linda kepada Agus Susanto, Ketua Yayasan Tahija yang juga turut hadir dalam kunjungan tersebut.

Dalam sambutannya, Agus menyampaikan bahwa Yayasan Tahija saat ini fokus untuk mendanai penelitian ini. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa pendanaan telah dimulai sejak tahun 2004.”Kunci keberhasilan dari penelitian ini adalah ‘rasa memiliki’,” terang Agus. Menurutnya, rasa memiliki ini ditunjukkan oleh semua pihak yang terlibat termasuk Universitas Gadjah Mada dan pemerintah setempat. [Sumber: EDP Yogya]