Gotong Royong Virtual Jadi Alternatif Penyaluran Bantuan Kelompok Terdampak Covid-19

658
Founder Sambatan Jogja (SONJO), Rimawan Pradiptyo, Ph.D menyebut, gotong royong virtual merupakan genre baru. Model ini memaksa kita untuk membantu siapapun tanpa mengenal in person. Pola pikirnya ‘yang penting saya membantu’ entah siapapun yang menerima bantuannya. Foto: Ist
Founder Sambatan Jogja (SONJO), Rimawan Pradiptyo, Ph.D menyebut, gotong royong virtual merupakan genre baru. Model ini memaksa kita untuk membantu siapapun tanpa mengenal in person. Pola pikirnya ‘yang penting saya membantu’ entah siapapun yang menerima bantuannya. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Layaknya Perang Dunia I dan II, dalam kondisi krisis pandemi Covid-19 ini masyarakat tidak bisa hanya menggantungkan diri pada pemerintah.

Dalam Seminar Online Beradaptasi Dengan Norma Baru di Masa Krisis Covid-19, pada Selasa (14/04/2020), Ekonom UGM, Rimawan Pradiptyo, Ph.D menyebut semua lapisan masyarakat harus gotong royong dalam penanggulangan.

Rimawan melihat pola gotong royong pada umumnya masih berbasis pertemuan fisik.

Ini di satu sisi menjadi masalah, karena dengan pola gotong royong yang demikian orang masih berpikir ulang untuk membantu orang yang tidak mereka kenal.

Sebuah studi mengungkapkan, sense masyarakat untuk membantu orang lain cenderung rendah, ketika orang yang membutuhkan bantuan itu tidak mereka kenal.

Baca juga: Aksi Nyata KAGAMA Bontang dalam Menekan Penyebaran Wabah Virus Corona

“Gotong royong virtual merupakan genre baru. Model ini memaksa kita untuk membantu siapapun tanpa mengenal in person. Pola pikirnya ‘yang penting saya membantu’ entah siapapun yang menerima bantuannya,” jelas Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB UGM ini.

Model ini diterapkan oleh Sambatan Jogja (SONJO), sebuah gerakan kemanusiaan bernama Sambatan Jogja (SONJO) yang berfokus membantu masyarakat yang rentan dan berisiko terkena dampak penyebaran Covid-19.

Mereka menggunakan WAG sebagai media interaksi antara demand dan supply bantuan.

“Sebab permintaan dan penawaran bantuan belum tentu bertemu ketika ada kesenjangan informasi dan keterbatasan kemampuan manusia,” jelas founder SONJO ini.

Dengan model gotong royong virtual, masyarakat bisa meminimalisasi tumpang tindih penyaluran bantuan, serta memecahkan masalah-masalah yang ada di lapangan.

Baca juga: Inisiatif SONJO Bantu Masyarakat yang Rentan dan Berisiko Terkena Dampak Covid-19