Gerakan ‘Tolak Reklamasi Teluk Benoa’, Tertib Berkat Kuatnya Identitas Sosial

433

Seiring berjalannya waktu, dukungan dari berbagai elemen semakin banyak.

Serangkaian bentuk penolakan berikutnya lebih besar lagi.

Ada pun gerakan tersebut meliputi demonstrasi, parade budaya, konser seni budaya, dan pemasangan spanduk dan baliho di sepanjang jalan bertuliskan tolak reklamasi.

Uniknya, demonstrasi penolakan reklamasi ini berlangsung tertib dan sangat jauh dari kesan kerusuhan.

Demonstrasi yang diikuti oleh banyak orang ini, bagi Girindra tidak terlepas dari identitas sosial yang melekat pada kelompok tersebut.

Identitas sosial penting bagi terwujudnya gerakan sosial.

Sebab, ada nilai-nilai kelompok yang terinternalisasi ke dalam individu, sehingga mempengaruhi pola perilakunya dalam gerakan sosial tersebut.

Girindra dalam temuannya membuktikan bahwa seluruh informasi dalam jaringan sosial terkait kebijakan reklamasi secara langsung menentukan sikap masyarakat.

Kemudian terbangunlah persepsi dan rasa marah.

“Ini berarti keterlibatan emosi juga memainkan peran penting dalam membentuk gerakan sosial,” tulisnya.

Gerakan sosial semakin kuat, ketika identitas sosial membentuk rasa kesukarelaan dan kewajiban sosial pada rakyat Bali.

Penilaian positif masyarakat semakin mempertinggi keyakinan dan komitmen atas kesamaan tujuan, nilai, dan ideologi.

Termasuk nilai budaya Bali yang sangat kuat dan mengikat, secara langsung mengwajibkan mereka melestarikan lautan Teluk Benoa.

Tidak hanya itu, Girindra mengatakan bahwa identitas sosial yang ada memunculkan sikap patuh dan kesadaran rakyat untuk memelihara gerakan sosialnya.

Hal ini dapat dilihat dari usaha masyarakat memaksimalkan koordinasi dan kepemimpinan kelompok aksi, serta keinginan masyarakat untuk mewujudkan gerakan yang bernilai.

“Oleh sebab itu, tidak heran jika demonstrasi yang dilakukan tidak menimbulkan kerusuhan,” pungkas alumnus S2 Psikologi UGM ini. (Kinanthi)