Gempita Pesta Demokrasi di Perantauan

181

Ia yang tergabung dalam pemantau independen pemilu di bawah salah satu organisasi ekstra kampus bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 81 Sinduadi, Sleman. Hidayat mengaku cukup terkesan dengan penyelenggaraan pemilu di TPS tersebut.

Pasalnya, para petugas Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) di lokasi tersebut mengenakan seragam yang unik, yaitu berpakaian adat Jawa. Selain itu, selama pemungutan suara berlangsung di TPS juga diiringi oleh musik campur sari.

Namun, berbeda cerita dengan Qisthi Ruqayah, mahasiswi Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik Fisipol UGM. Ruqayah mengalami kendala saat ingin turut serta dalam menyalurkan suaranya. Ia harus berkeliling hingga sepuluh TPS untuk bisa memilih.

“Gak ada alasan buat golput, ini udah lebih dari 10 TPS dan kehabisan surat suara,” keluhnya. Ia mengaku cukup kecewa lantaran banyak sekali pemilih yang sudah terdaftar namun kehabisan surat suara.

Hal demikian juga diakui oleh Hidayat. Di TPS tempat ia bertugas juga mengalami hal serupa. Pemilih sempat uring-uringan dengan petugas lantaran surat suara habis.

“Pemilih sangat ramai dan antusias, C6 banyak yang nyoblos dan banyak yang gak dapat surat suara karena habis,” pungkas Hidayat.(Rosa)