Ganjar Borong Genose Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM

317

Baca juga: Cerita Gede Mantrayasa, Bangun Kebun Berdaya sebagai Sumber Pangan dan Ruang Kreatif Masyarakat

“Kalau semua puskesmas bisa, itu bagus sekali. Tempat umum juga, tapi itu prioritas berikutnya karena saat ini produksinya belum banyak,” terangnya.

Ganjar mengunjungi STP UGM bersama perwakilan dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah dan RSUP Dr. Kariadi Semarang untuk melihat langsung cara kerja Genose serta aktivitas produksi yang dilakukan.

Genose sendiri dijual dengan harga sebesar Rp 62 juta dan bisa digunakan berulang kali dengan menggunakan kantong yang bisa dibeli dengan harga Rp 15 ribu.

Dengan alat ini, biaya melakukan deteksi Covid-19 diperkirakan hanya sebesar Rp 25 ribu.

“Saya yakin masyarakat akan mampu jika dianggarkan secara murah. Dan jika anak bangsa bergotong royong melakukan donasi, dengan donasi sebesar 100 ribu saja sudah membantu 4 orang,” kata Ganjar.

Baca juga: Alumni Psikologi UGM Angkatan ’83 Luncurkan Buku Perjalanan Hidup Satu Angkatan

“Di kondisi saat ini di mana pandemi terus meningkat, negara harus berpihak. Keberanian pemerintah dalam memutuskan menjadi penting,” ujar alumnus Fakultas Hukum UGM itu.

Senada dengan hal ini, ketua tim peneliti Genose, Prof. Dr. Eng. Kuwat Triyana, M.Si., menuturkan bahwa produksi Genose diutamakan kepada pemerintah serta perusahaan yang akan memanfaatkan Genose untuk melakukan deteksi kepada banyak orang.

Hingga 31 Desember, pihaknya telah menerima lebih dari 10 ribu pesanan untuk Genose.

Kapasitas produksi sendiri ditargetkan mencapai 5 ribu hingga 10 ribu di bulan Januari 2021 dan akan ditingkatkan pada Februari mendatang sesuai dengan jumlah permintaan yang masuk.

“Kita tidak merekomendasikan alat ini untuk dimiliki pribadi. Bukannya kita tidak butuh uang, tapi ini kita alokasikan agar dalam sehari alat ini dapat menguji 120 hingga 200 orang, kalau kita punya 10 ribu itu 2 juta orang.

Alat yang sudah memperoleh paten dalam negeri ini, terangnya, memiliki sejumlah perbedaan dengan alat serupa yang sudah dikembangkan di beberapa negara.

“Salah satunya dalam penggunaan kantong penampung nafas yang terpisah dari alat Genose sehingga mengurangi kemungkinan transmisi virus,” pungkasnya. (Th)

Baca juga: Rumah Dahor yang Kaya Sejarah Ini Jadi Latar Video Nitilaku KAGAMA Balikpapan