Fasilitas Pengendalian Infeksi Penyakit Menular di Pulau Galang Siap Digunakan

64
Fasilitas penampungan, observasi, dan isolasi penyakit menular di Pulau Galang dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan eksisting untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya, serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi. Foto: Kementerian PUPR
Fasilitas penampungan, observasi, dan isolasi penyakit menular di Pulau Galang dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan eksisting untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya, serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi. Foto: Kementerian PUPR

KAGAMA.CO, JAKARTA – Fasilitas observasi, penampungan, serta karantina untuk pengendalian infeksi penyakit menular, terutama Covid-19 atau virus corona, di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) telah siap digunakan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan fasilitas tersebut sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo dan telah siap beroperasi pada Senin (6/4/2020).

Dalam keterangan pers yang dirilis Kementerian PUPR, pembukaan rumah sakit dilakukan oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya TNI Yudo Margono.

Rencana kapasitas tampung fasilitas tersebut sebanyak 1.000 tempat tidur, dimana pada tahap I telah dibangun fasilitas dengan daya tampung 360 tempat tidur.

Pembangunan fasilitas penampungan/observasi/isolasi penyakit menular di Pulau Galang dibagi menjadi tiga zonasi, yakni Zona A (Renovasi Eks Sinam) meliputi gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, laundry, gudang dan power house.

Baca juga: Catatan Kritis Guru Besar UGM tentang Koordinasi Pemerintahan Terkait Covid-19

Sementara Zona B meliputi fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, Laboratorium, ruang sterilisasi, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helikopter (helipad), dan zona utilitas.

Saat ini terdapat dua gedung bertingkat dua berada di Zona B yang terdiri dari fasilitas observasi/penampungan/karantina (termasuk isolasi) untuk Intensive Care Unit (ICU) dan untuk Non ICU.

Total kapasitas Zona B mencapai 360 tempat tidur yang terdiri dari ruang observasi sebanyak 340 tempat tidur dan ruang isolasi sebanyak 20 tempat tidur ICU.

Selain itu, di sekitar fasilitas utama juga dilengkapi ruang tindakan, ruang penyimpanan mobile rontgen, ruang laboratorium, dapur, renovasi bangunan eksisting untuk bangunan penunjang, fasilitas air bersih, air limbah, drainase, sampah, dan utilitas lainnya, serta ruang alat kesehatan ruang isolasi dan observasi.

Terakhir Zona C adalah untuk tahap berikutnya (menyesuaikan kebutuhan) dengan memanfaatkan cadangan lahan.

Keseluruhan pekerjaan berlangsung dibawah supervisi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Kepulauan Riau, Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Bertindak selaku kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya dan PT Wijaya Karya, sedangkan konsultan Manajemen Konstruksi adalah PT Virama Karya.

Saat ini personil yang siap bertugas adalah 247 orang yang terdiri dari dokter/tenaga medis/paramedis dan non medis yang merupakan gabungan dari TNI, Polri, Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) dan Sukarelawan.

Peralatan kesehatan dan perlengkapan gizi disediakan oleh Kementerian Kesehatan dan kelengkapan layanan pendukung yang tersedia seperti Ambulance (20 unit) dari TNI AD ,TNI AU,TNI AL ,Polda Kepri Pemkot Batam dan Pemprov Kepri.

Selain itu juga telah disiapkan truk sebanyak empat unit, minibus empat unit, APD sebanyak 2.000 buah, dan masker 5.000 buah dukungan dari Dinas Kesehatan Kepulauan Riau.

Baca juga: KAGAMA Filsafat Bantu Mahasiswa Bidikmisi Selama Darurat Covid-19

Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih, Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera IV Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga telah merampungkan pekerjaan penyediaan infrastruktur air baku dan air bersih berupa pipa transmisi dari sumber air baku di Waduk Monggak Rempang menuju Embung Camp Vietnam sepanjang 13,85 Km.

Pompa dan genset telah terpasang serta dilakukan uji coba distribusi ke Embung Camp Vietnam.

Embung Camp Vietnam juga telah diperluas dari semula 820 m2 menjadi 6700 m2 air sudah mengalir ke embung eksisting dengan debit ±8,3 liter/detik.

Sementara untuk Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas 5 liter/detik bersumber dari Waduk Monggak Rempang dan reservoir kapasitas 50 m3 telah dilakukan uji coba. (Josep)