Fakultas Biologi UGM Beri Pelatihan Budidaya Kelengkeng di Gunungkidul

200

GUNUNGKIDUL, KAGAMA – Puluhan warga Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul mengikuti pelatihan budidaya Kelengkeng Super Sleman. Dalam pelatihan yang diselenggarakan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Kamis (11/5/2017) di Desa Kemadang  warga dibekali pengetahuan terkait teknik dan pengembangan  budidaya Kelengkeng Super Sleman (KSS).

Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono,M. Agr. Sc., menyampaikan harapan besar ke depan warga Desa Kemadang dapat mengembangkan Kelengkeng Super Sleman. Bahkan, menjadikan buah ini sebagai salah satu produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul dan meningkatkan potensi agro wisata di kawasan tersebut.

“Kami berharap masyarakat Kemadang bisa membudidayakan Kelengkeng Super Sleman dengan baik dan menjadikannya salah satu produk unggulan Gunungkidul,”harapnya.

Sementara  Dr. Purnomo, M. S., staf pengajar Fakultas Biologi UGM menyampaikan kelengkeng merupakan tanaman yang memiliki beragam karakter dan varietas. Umumnya, kelengkeng yang dibudidayakan adalah varietas kelengkeng diamond river, kelengkeng aroma durian atau mata naga, kelengkeng itah, kelengkeng jenderal, kelengkeng kristalin, dan masih  banyak lainnya.

“Masing-masing kelengkeng tersebut memiliki keunggulan,”jelasnya.

Pelatihan budidaya kelengkeng dari Fakultas Biologi UGM mendapat sambutan positif warga. Mereka sangat antusias berdiskusi terkait cara budidaya KSS (foto ISTIMEWA)
Pelatihan budidaya kelengkeng dari Fakultas Biologi UGM mendapat sambutan positif warga. Mereka sangat antusias berdiskusi terkait cara budidaya KSS (foto dok. Humas UGM)

Demikian pula dengan KSS yang dikembangkan oleh Yusuf Suleman, SIP salah satu staf Fakultas Biologi UGM. Kelengkeng jenis ini memiliki sejumlah kelebihan salah satunya mudah dalam perawatannya. Perawatan yang dilakukan cukup sederhana seperti membersihkan gulma, penyiraman dua kali sehari, dan pemupukan satu minggu sekali.

“Kendala yang biasa dihadapi adalah hama kupu-kupu dan belalang,” kata Yusuf.

Yusuf menyebutkan dalam waktu tiga tahun Kelengkeng Super Sleman sudah mampu menghasilkan buah. Buah yang terbentuk biasanya berkisar antara 80-90 persen dari total bunga. Sementara produksi buah umumnya berlangsung selama tiga bulan.

KSS memiliki karakteristik daging buah yang lebih tebal dan rasa lebih manis. Selain itu, kelengkeng jenis ini tidak begitu terpengaruh terhadap musim.

“Tidak kenal musim, musim kemarau atau penghujan tidak mengubah rasa buah,”jelasnya.

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang merupakan pelaksanaan program hibah desa yang diketuai Soenarwan Hery Poerwanto, S. Si., M. Kes., mendapatkan sambutan positif dari warga setempat. Para warga terlihat sangat antusias berdiskusi terkait cara budidaya KSS.

Ketua Kelompok Tani Desa Kemadang, Suwarno mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan budidaya tanaman KSS. Bahkan, dia berencana untuk menamam di kawasan bukit karst di Kemadang. “Jika kelengkeng ini berhasil ditanam di sini, kami ingin ada pengembangan lagi,”ujarnya. [Humas UGM/Ika/rts]