Epidemiolog UGM: Hanya Protokol Kesehatan Saja Terbukti Tidak Cukup untuk Menurunkan Transmisi

453

Baca juga: Filosofi yang Ingin Disampaikan KAGAMA Bengkulu Lewat Kebun Sayuran

Akan tetapi, kata dia, pandemi yang berlangsung lebih lama membuat masalah bagi perekonomian.

Karena itu, Doni bertutur, kita tidak hanya bisa bertumpu pada strategi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) atau lockdown.

Pencarian titik seimbang antara menghentikan dan membiarkan mobilitas adalah jawabannya.

“Karena kalau kita melakukan PSBB atau lockdown, kematian karena non-Covid bisa meningkat lebih besar daripada kematian karena Covid.”

“Kerusuhan bisa juga terjadi seperti di India beberapa waktu lalu,” ujar Doni.

Baca juga: Energi Baru dan Terbarukan Sangat Cocok bagi Indonesia

Doni menduga, kematian non-Covid akibat PSBB bisa terjadi pada kelompok ibu dan anak.

Penyebabnya, mereka tidak mampu mengakses layanan kesehatan.

“Demikian juga kalau kita membiarkan, kematian karena Covid-19 akan tinggi. Ekonomi bisa berjalan, tetapi jika kemudian kacau, perekonomian akan bermasalah.”

“Kerusuhan juga bisa terjadi. Keduanya bisa berada pada titik yang sama,” terangnya.

Hal yang menjadi catatan penting bagi Doni adalah, saat ini Pemerintah belum punya kebijakan yang mengintervensi pengelolaan risiko.

Baca juga: Kumpulkan 1.019 Kreasi Rengeng-rengeng, LAURA UGM Raih Apresiasi dari Kementerian PANRB