Enak dan Ramah di Kantong, Es Jaipong Kotabaru Laris Setiap Hari

1843

Baca juga: Pendekatan Tepat untuk Eliminasi Penyakit Malaria di Kulonprogo

Es Jaipong merupakan kombinasi tapai, cincau, bubur mutiara, hunkwe, santan, gula aren dan gula jawa.

Hunkwe yang merupakan campuran tepung, garam, dan daun pandan, memberi rasa gurih bisa menjadi penyeimbang untuk gulanya, sehingga Es Jaipong tidak terlalu manis.

Di samping itu, es batu yang diberikan tidak terlalu banyak, sehingga segarnya Es Jaipong tetap bisa dinikmati tanpa mengurangi rasa.

Ngadino sudah menjalankan usahanya sekitar dua tahun. Ide berbisnis Es Jaipong ini berawal dari ayahnya, yang merupakan penduduk asli Kuningan, Jawa Barat.

Es Jaipong yang menjadi salah satu kuliner khasnya, kemudian dia jual di Jogja.

Baca juga: 250 Alumni UGM Persembahkan Konser Virtual ‘Ora Iso Mulih’ untuk Bantu Penanganan Covid-19

Ketika ditanya soal sejarah nama Es Jaipong, Ngadino tidak memahaminya secara pasti.

“Tapi yang jelas, kata Jaipong diambil dari nama Tari Jaipong, tarian khas Jawa Barat. Pakai nama itu biar orang mudah mengingat,” ujar Ngadino.

Ngadino sudah bersiap untuk jualan sejak pukul.04.30 WIB. Kemudian mulai berjualan pukul 09.00 WIB dan selesai saat dagangannya habis terjual.

“Biasanya jam 3-4 sore itu udah kukut saya,” ujar Ngadino.

Satu porsi Es Jaipong dijual dengan harga Rp5000 saja. Rasa dan banyaknya porsi sangat sesuai dengan harga.

Baca juga: Kesan Atase Pertahanan Australia Jebolan UGM Merasakan Suasana Ramadan di Indonesia