Efek Berantai Pariwisata Indonesia Akibat Covid-19 dan Penanganannya

627
Lesunya pariwisata di Indonesia, membuat pariwisata di Jogja juga semakin jatuh. Foto: Taufiq
Lesunya pariwisata di Indonesia, membuat pariwisata di Jogja juga semakin jatuh. Foto: Taufiq

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Industri pariwisata saat ini secara sadar mengetahui ancaman Covid-19.

Apalagi, virus ini sudah ditetapkan sebagai pandemi global oleh WHO.

Meskipun demikian, para pelaku pariwisata tetap berusaha melakukan yang terbaik, demi menjaga kepercayaan wisatawan.

Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM, Prof. Dr-Phil. Janianton Damanik, M.Si. mengatakan bahwa pelaku pariwisata di Jogja memang sudah mengeluh dan mempertimbangkan untuk ‘turun’.

Lesunya pariwisata di Indonesia, membuat pariwisata di Jogja juga semakin jatuh.

Baca juga: Aksi 2 Alumnus UGM Kumandangkan Lagu Indonesia Raya 3 Stanza di Ketinggian 1.350 MDPL

Tidak sedikit biro perjalanan wisata yang alami kerugian besar karena wisatawan yang membatalkan paket wisatanya.

“Ada beberapa hotel sudah mulai mengurangi jumlah karyawan atau mengurangi jam kerja. Hal ini bisa berdampak pada penghasilan pekerja.”

“Hotel yang biasanya menyediakan sekian kuintal sayuran, karena kondisi pariwisata sedang lesu, jadi nggak menyediakan sayur sebanyak itu. Artinya petani juga rugi kan? Untuk itu, Saya katakan efek ini berantai,” jelasnya sebagaimana dilansir dari UGM Podcast.

Dia menegaskan, Covid-19 tidak hanya memberikan dampak pada industri, tetapi ke sektor lain.

Karena pariwisata mata rantainya sangat panjang, sehingga berimbas pada pendapatan mata rantai yang panjang itu.

Baca juga: Obat Bahan Alam di Indonesia Melimpah, Tak Perlu Impor