Dulu Jadi Penjaga Malam, Lulusan Hukum UGM Ini Ubah Nasibnya Hingga Jadi Anggota DPRD DIY

5242

Baca juga: Yayasan Peduli Hutan Indonesia Bentukan Rimbawan KAGAMA Gelar Rapat Virtual

Jaraknya pun lumayan, sekitar 18 km dari daerah rumahnya, Moyudan, menuju Terban! Problem tidak berhenti di sini.

Kala Sadar ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, lagi-lagi faktor ekonomi jadi penyebabnya.

Alhasil, dia mesti menunda titian pendidikan untuk kali kedua. Dalam masa-masa penantian, Sadar masih berjualan sembako.

Bahkan, saat ada tawaran jadi penjaga malam di Lembaga STUPA Arsitektur UGM, dia menyanggupinya.

“Saya menjalani pekerjaan itu dengan senang hati. Gajinya Rp25 ribu per bulan,” tutur Sadar.

Baca juga: Sumbangsih KAGAMA NTB dalam Meringankan Beban Masyarakat Terdampak Covid-19

Barulah pada 1992 Sadar berhasil mengenyam pendidikan tinggi di Jurusan Peradilan Agama IAIN Sunan Kalijaga (sekarang UIN).

Setahun berselang, ayah dengan dua orang anak ini masuk Fakultas Hukum UGM.

Kuliah di dua tempat nyatanya tidak menggerus tekad Sadar untuk mengembangkan usaha.

Selain masih menekuni berjualan sembako, Sadar pun membuka peluang lain dengan memasok ikan lele untuk warung-warung kaki lima.

“Hasilnya lumayan, saya berhasil membeli sepeda motor,” ucap Sadar.

Baca juga: KAGAMA Sleman Salurkan Bantuan Dana ke Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sleman