Dukungan Orang Tua Antarkan Indy Jadi Wisudawan dengan IPK Tertinggi

1744

Baca juga: Dubes Wahid: Potensi Kerja Sama Indonesia-Tatarstan Sangat Besar

Antropologi Isu yang ‘Seksi’

Meskipun mengambil studi di bidang Antropologi, Indy mengaku justru memiliki kegemaran pada bidang sejarah.

Ketertarikan kepada Antropologi diawali dengan perhatian Indy terhadap studi media.

Ketertarikan itu bermula saat dia menulis skripsi tentang peran stasiun televisi Qatar, Al Jazeera terhadap politik Tunisia, Afrika Utara.

Saat Indy berjumpa dengan seorang teman yang telah merampungkan S1 Antropologi UGM, sang teman bercerita kepadanya soal rencana melanjutkan kuliah ke jenjang magister dengan jurusan yang sama.

Baca juga: Persembahan Mars KAGAMA dari KAGAMA Jabar untuk Seluruh Alumni dan Almamater Tercinta

Indy lantas dipinjami silabus mata kuliah S2 Antropologi.

Beberapa mata kuliah seperti analisis mitos dan media, antropologi visual, dan etnografi masyarakat visual dan siber membuat Indy tertarik.

Indy pun merasa bahwa program studi S2 Antropologi ini cukup ‘seksi’

“Dalam silabus tersebut ada konsentrasi yang khusus membahas budaya media dan gaya hidup, isu tersebut yang bisa mengalihkan Saya dari kecintaan pada sejarah,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: Jadi Jagoan Fotografi dalam Sehari? Ikuti KAGAMA YUK MOTRET II!