Dubes Wahid Resmikan Pusat Studi Nusantara di Republik Dagestan

364
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, meresmikan Pusat Nusantara di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makhachkala. Foto : KBRI Moskow
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, meresmikan Pusat Nusantara di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makhachkala. Foto : KBRI Moskow

KAGAMA.CO, MAKHACHAKALA – Pada hari ketiga lawatan kerjanya di Dagestan Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, meresmikan Pusat Nusantara di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makhachkala, Selasa (26/3/2019).

Direktur Sekolah Tinggi Pedagogi Humaniter Republik Dagestan Jennet Temurkaeva menyambut baik berdirinya Pusat Nusantara dan berharap ke depan dapat menjembatani hubungan kedua bangsa, terutama di kalangan warga generasi muda.

“Kemitraan nyata yang sebenarnya adalah hubungan yang terjalin antar warga,” ungkap Direktur Temurkaeva.

Sementara Kepala Pusat Nusantara Abdulaev Ibragimgadzi menyatakan kegembiraannya karena setelah berdiri selama delapan tahun akhirnya dapat diresmikan langsung oleh Dubes RI.

“Pusat Nusantara ini adalah yang pertama di wilayah Kaukasia Utara dan sangat strategis sifatnya.”

“Oleh karena itu, saya berharap keberadaannya dapat mendorong hubungan yang lebih dekat antara Dagestan dengan Indonesia,” tutur Dubes Wahid.

Dubes Wahid pun mengusulkan didirikannya Asosiasi Persahabatan Indonesia-Dagestan guna menjembatani hubungan kedua bangsa di bidang yang lebih luas.

Menteri Kebijakan Nasional dan Agama Republik Dagestan, Enrik Muslimov menyambut baik usulan tersebut dan berjanji akan memfasilitasinya.

Pada kegiatan lainnya, Dubes Wahid juga berkesempatan meninjau proyek dan menanam pohon persahabatan di kompleks proyek pembangunan masjid dan pusat studi Islam yang nantinya akan menjadi yang terbesar di kawasan Eropa.

Masjid ini akan dinamanakan sesuai nama Nabi Muhammad SAW, sedangkan Pusat Studi Islam akan dinamakan sesuai nama Nabi Isa AS.

Kompleks yang terdiri dari masjid, pusat studi dan museum perkembangan Islam menempati lahan seluas 35 hektare.

Masjid diproyeksikan akan memiliki daya tampung 22.000 orang, dengan luas bangunan 30.000 meter persegi.

Pendanaan pembangunan kompleks masjid ini sepenuhnya atas dana swadaya masyarakat.

Dubes Wahid dan delegasi berkesempatan pula mengunjungi museum sejarah dan arsitektur Dagestan serta melakukan audiensi di Univesritas Negeri Dagestan dengan rektor, para dosen dan perwakilan mahasiswa.

Rektor Murtazali Rabadanov menyambut dengan sangat antusias kunjungan Dubes RI ini dan menyatakan keinginan pihaknya untuk menjalin kerja sama pendidikan tinggi dengan Indonesia.

Universitas yang didirikan tahun 1931 ini memiliki lima fakultas dan 17 jurusan serta 10 kampus.

Ada sekitar 15.000 mahasiswa menuntut ilmu di sini, 2.000 diantaranya adalah mahasiswa asing.

Saat ini universitas tersebut telah menjalin kerja sama dengan 50 universitas di seluruh dunia.

Dubes Wahid mengapresiasi penerimaan yang sangat baik dan penuh keramahan serta berharap kunjungan ini dapat menjadi momen pembuka kesempatan kerja sama pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan selanjutnya.

Makhachkala adalah ibukota Republik Dagestan yang merupakan salah satu negara bagian Federasi Rusia di kawasan Kaukasia Utara.

Federasi Rusia memiliki 85 subyek federal (negara bagian) dan 22 diantaranya diberi nama Republik karena mayoritas penduduknya bukan dari etnis Rusia.

Populasi Dagestan sekitar 3 juta jiwa dengan 95% penduduknya beragama Islam, sementara sekitar 727.000 orang menetap di Makhachkala.

Wilayah Dagestan memiliki 70 kilometer bagian pesisir di Laut Kaspia dan berbatasan dengan Georgia serta Azerbaijan dan berseberangan dengan Kazakhstan.

Republik Dagestan merupakan salah satu wilayah di Federasi Rusia dengan tingkat keberagaman etnis dan budaya yang sangat tinggi. (KBRI Moskow)