Dubes Salman: Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan Sudah Berumur Lebih dari 325 Tahun

808
Dubes Afrika Selatan alumnus UGM, Salman Al Farisi, melihat bahwa sejarah hubungan panjang dengan Afrika Selatan merupakan peluang kerja sama ekonomi bagi Indonesia. Foto: Ist
Dubes Afrika Selatan alumnus UGM, Salman Al Farisi, melihat bahwa sejarah hubungan panjang dengan Afrika Selatan merupakan peluang kerja sama ekonomi bagi Indonesia. Foto: Ist

KAGAMA.CO, PRETORIA – Pusat Penelitian Kewilayahan LIPI belum lama ini menggelar webinar Diplomasi Ekonomi di Indonesia: Pengalaman, Peluang, dan Tantangan.

Acara tersebut dimoderatori oleh Kepala Bidang Perkembangan Eropa LIPI, Dr. Ahmad Helmy Fuady. Serta mendatangkan narasumber Duta Besar RI untuk Afrika Selatan merangkap Bostwana, Eswatini, dan Lesotho, Salman Al Farisi.

Dalam kalimat pengantarnya, Helmy mengatakan, ada banyak hal yang masih belum dimengerti oleh Indonesia tentang Afrika.

Persoalan itu menurut lulusan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini membuat diplomasi Indonesia kepada negara-negara Afrika berjalan tidak mulus.

Imbasnya, dalam hal perniagaan, tidak banyak pebisnis Indonesia yang menjajaki pasar Afrika.

Baca juga: Industri Sawit Siap Dukung Implementasi Energi Baru Terbarukan

“Karena di sana pendapatan per kapita rendah, orang-orang menganggap Afrika sebagai pasar tidak potensial. Padahal sebagaian besar orang di sana adalah pemuda,” kata Helmy.

“Kita perlu melihat perbandingan dari kalangan pengusaha yang sudah masuk ke sana,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Salman Al Farisi menilai bahwa emerging market termasuk negara-negara Afrika sebetulnya adalah tujuan ekspor dan ekonomi masa depan.

Sebab, keberadaan 1,2 miliar penduduk Afrika merupakan peluang yang luar biasa bagi Salman dan harus dilihat secara cermat.

Untuk itu, langkah diplomasi ekonomi penting demi menjembatani kepentingan Indonesia dan negara-negara Afrika.

Baca juga: Pesan Dokter RSA UGM bagi Orang Yang Melakukan Karantina Mandiri di Rumah