Baca juga: Era New Normal Tiba, Industri Jenis Ini Segera Siap-siap…
“Kala me-lockdown kota Wuhan, yang penduduknya 11 juta jiwa dan juga provinsi Hubei yang total penduduknya mencapai 60 juta, itu semua ditutup, dalam artian tidak ada pergerakan.”
“Awalnya masih bisa keluar untuk membeli bahan pokok, tetapi karena meningkat terus angka penderitanya sampai 19 Februari, itu semua dilakukan melalui online,” imbuhnya.
Di tengah kondisi kritis di Wuhan, pemerintah Tiongkok memobilisasi tenaga kesehatan dan menyediakan 16 rumah sakit berkapasitas 13-14 ribu tempat tidur.
Pemerintah juga menyediakan rumah sakit darurat dan rumah sakit paru dengan kapasitas 2600 dalam waktu dua pekan.
Pemerintah Tiongkok mengimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah, serta menyediakan pengobatan gratis untuk penderita Covid-19.
Baca juga: KAGAMA Jatim Sukses Gelar Kontes Foto WFH, Para Pemenangnya dari Seluruh Wilayah Indonesia
Sementara, di ranah pendidikan, kegiatan belajar semuanya dilakukan secara online.
“Jika bergerak dari satu kota ke kota yang lain, masyarakat akan diminta untuk karantina selama 14 plus 7 hari. Selain itu, ada juga pemeriksaan suhu yang dilakukan di tempat umum yang terkoneksi di big data,” ujar Djauhari.
“Ini semua memudahkan, tak terkecuali masyarakat asing dan para diplomat. Ada instruksi juga untuk peering up support atau dukungan kepada provinsi yang terjangkit,” imbuhnya.
Tiongkok juga menggelontorkan dana untuk menyelamatkan UMKM agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja.
Djauhari berujar ada instruksi dari Presiden Tiongkok, Xi Jinping, kepada sektor produksi untuk beroperasi dengan pengalihan.
“Misalnya pabrik mobil bikin ventilator, pabrik tekstil atau UKM tekstil kemudian memproduksi masker.”
“Dan baru-baru ini, Tiongkok kemudian jadi salah satu supplier untuk beberapa barang ini, sehingga semua perusahaan bisa kembali,” imbuhnya. (Ez/-Th)
Baca juga: KAGAMA Sulsel Serahkan APD Tahap Kedua untuk 2 Rumah Sakit dan 7 Puskesmas
